Sebelum Meninggal, Minta si Putri Segera Menikah

Sebelum Meninggal, Minta si Putri Segera Menikah
Sebelum Meninggal, Minta si Putri Segera Menikah
 

Di ujung gang, sudah disediakan ambulans bantuan dari Pemkab Garut. Namun, rekan Jhoni menolak jenazah temannya dibawa dengan ambulans menuju tempat pemakaman. Mereka ingin melepas jenazah Jhoni dengan berjalan kaki. Alasannya, jalan kaki merupakan bentuk penghargaan kepada Jhoni yang juga ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Provinsi Banten.

 

Almarhum yang sehari-hari membuka klinik pijat di daerah Ciputat itu dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan derajat warga tunanetra. "Selama hidupnya, Jhoni dikenal sebagai sosok yang gigih dan tidak kenal lelah memperjuangkan para tunanetra," jelas Yayat Ruhiyat, ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia.

 

Akhirnya, keluarga pun tidak bisa berbuat apa-apa. Jenazah Jhoni diantar keluarga dan rekan-rekannya ke tempat peristirahatan terakhir dengan berjalan kaki.Putri semata wayang almarhum, Nova Novisda, 18, masih tampak sangat berduka saat jenazah ayahnya dimakamkan. Menurut Euis, Nova memang sangat dekat dengan ayahnya semasa masih hidup. Bahkan, dua minggu sebelum meninggal, Jhoni berpesan kepada Nova agar segera menikah.

 

"Almarhum minta Nova segera menikah karena dirinya segera pergi. Selain itu, Nova diminta berlebaran di Jakarta agar bisa ikut open house dan bersalaman dengan Presiden SBY," ungkapnya saat ditemui di rumah duka beberapa saat sebelum jenazah dilepas. Sebagai bentuk keseriusan agar Nova segera menikah, Jhoni membelikan putri tercintanya itu televisi, VCD player, hingga active speaker. Hadiah Lebaran tersebut disiapkan Jhoni untuk bekal anaknya berumah tangga kelak.

 Kepergian Jhoni Malela, pria tunanetra yang tewas saat ikut antre open house di Istana Negara pada Jumat lalu (10/9), mengukir kepedihan mendalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News