Sebuah Inspirasi dari Pemenang Sayembara Desain Homestay Nusantara 2016

Sebuah Inspirasi dari Pemenang Sayembara Desain Homestay Nusantara 2016
Pemenang desain homestay destinasi Borobudur, Aditya Wiratama (tengah), bersama dua anggota tim, Rizky Rachmadanti (kiri) dan TB Dimas Dianggara Putra. Foto: from Indopos

jpnn.com - JAKARTA - Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2016 sudah berakhir 25 Oktober 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kemenpar. 

Ajang yang digelar berkat kolaborasi Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif dan PT Propan Raya itu memunculkan banyak cerita dari para juaranya.

Salah satunya dari jawara untuk arsitektur homestay desa wisata di kawasan Borobudur, Aditya Wiratama yang dibantu dua anggota tim, Rizky Rachmadanti dan TB Dimas Dianggara Putra. Karya emasnya, berjudul Gnomon Urip. 

Darimana ide itu berawal? Semua diambil dari Candi Borobudur, sebuah World Cultural Masterpiece yang sudah resmi tercatat oleh UNESCO. “Borobudur adalah kompleks candi terbesar di dunia. World class tample. Itu sebabnya kami mengambil banyak ide dari sana,” ungkap Aditya Wiratama, Ketua Tim Desain Homestay Destinasi Borobudur.

Eksplorasi pun dilakukan. Dan semuanya di luar kebiasaan. Kecenderungan arsitek lebih mengambil unsur dari gubahan bentuk arsitektur lokal dan hal-hal yang berupa fisik. Tapi Adit justru memilih untuk mengambil unsur-unsur yang ada di Borobudur. Adit dan timnya berani memasukkan unsur penggunaan Borobudur dalam ilmu astronomi seperti untuk mengetahui waktu, cuaca dan sebagainya ke dalam rancangan homestay desa wisatanya.

“Kami terapkan dengan membuat ”permainan” akan waktu dan bermacam lapisan aktifitas. Kami ingin para pengunjung dapat memanfaatkan waktunya untuk beraktifitas dengan baik saat menginap di sekitar Borobudur. Selain itu, kami juga menambahkan beberapa unsur lain, seperti penggunaan punden berundak dan material lokal,” kata Adit.

Lokasi yang dipilih? Desa Wanurejo. Alasannya simpel. Wanurejo dipilih lantaran desa ini adalah gerbang untuk menuju Borobudur. 

“Setiap wisatawan nusantara dan mancanegara pasti lewat Wanurejo saat berwisata ke Borobudur. Sangat strategis. Selain itu, desa ini memang sudah “tourist friendly.” Lingkungannya sudah sangat mendukung karena banyak gelar budaya yang digelar setiap tahun oleh sembilan dusun yang ada di desa ini,” ungkap pria berkacamata itu.

JAKARTA - Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2016 sudah berakhir 25 Oktober 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kemenpar. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News