Sebulan Jelang Berangkat, Pemondokan Haji Belum Beres

Kemenag Negosiasi Kontrak dengan Pengelola

Sebulan Jelang Berangkat, Pemondokan Haji Belum Beres
Sebulan Jelang Berangkat, Pemondokan Haji Belum Beres

jpnn.com - JAKARTA - Gelombang pertama keberangkatan calon jamaah haji (CJH) Indonesia dimulai 10 September mendatang. Namun, satu bulan menjelang keberangkatan, persoalan pemondokan haji belum 100 persen beres. 

Kementerian Agama (Kemenag) terus melakukan negosiasi dengan pengelola pemondokan haji di Makkah, Arab Saudi. Hingga saat ini ada beberapa pengelola yang enggan merevisi kontrak pemondokan.
 
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Anggito Abimanyu menyatakan, sekitar 75 persen dari keseluruhan kontrak pemondokan berhasil direvisi. "Target kita paling tidak 80 persen selesai sebelum jamaah diberangkatkan," ujarnya saat dihubungi kemarin (11/8).
 
Anggito menegaskan bahwa timnya hingga saat ini masih terus berupaya memenuhi target tersebut. Bahkan, mereka tidak kembali ke tanah air untuk berlebaran bersama keluarga. "Semua itu agar segala persiapan rampung sebelum hari H keberangkatan jamaah bulan depan," katanya.
 
Revisi kontrak pemondokan dilakukan dalam rangka menindaklanjuti pemotongan kuota haji yang dilakukan pemerintah Saudi. Pemotongan kuota haji sebanyak 20 persen berlaku untuk semua negara. Hal itu terkait dengan kondisi Masjidilharam yang masih belum selesai direnovasi.
 
Keputusan tersebut terkesan mendadak dan menjadi pukulan bagi Indonesia yang memiliki kuota haji terbesar. Di sisi lain, beberapa kontrak telah ditandatangani dengan pihak-pihak terkait. Indonesia meneken kontrak dengan pengelola pemondokan sejak awal tahun. Karena itu, harus dilakukan revisi karena jumlah jamaah yang berangkat haji berkurang.
 
Revisi kontrak tidak mudah karena pihak pengelola berpikiran lain. Mereka enggan melakukan revisi karena tidak mau rugi. Hal itu membuat pemerintah Indonesia dipaksa berusaha sekuat tenaga untuk meminimalkan kerugian-kerugian yang terjadi. Tim penyelenggara haji diberangkatkan untuk melakukan negosiasi. "Pengelola di Madinah sudah mau melakukan negosiasi, tinggal yang di Makkah. Mereka agak susah," ujar Anggito.
 
Selain urusan pemondokan, persiapan menjelang musim haji berjalan lancar. Di antaranya terkait dengan transportasi, katering, dan pemantapan jadwal. Kemenag akan memaparkan kesiapan tersebut pada 20 Agustus.
 
Keberangkatan CJH Indonesia dimulai 10 September di semua embarkasi. Gelombang kedua berangkat 25 September di delapan embarkasi. Yakni Aceh, Padang, Palembang, Solo, Balikpapan, Lombok, Banjarmasin, dan Makassar. Sedangkan keberangkatan gelombang kedua di tiga embarkasi lain, yakni Surabaya, Jakarta, dan Batam, dilakukan 26 September.
 
CJH gelombang pertama dijadwalkan tiba di Jeddah dan melakukan ziarah di Madinah. Setelah itu baru melaksanakan ibadah haji di Makkah. Sedangkan jamaah gelombang kedua akan langsung menuju ke Makkah. (mia/c9/ca)


JAKARTA - Gelombang pertama keberangkatan calon jamaah haji (CJH) Indonesia dimulai 10 September mendatang. Namun, satu bulan menjelang keberangkatan,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News