Sehatkan Anak-Anak Indonesia dengan Imunisasi

Sehatkan Anak-Anak Indonesia dengan Imunisasi
Ilustrasi. Kemenkes for jpnn.com

Saat mengantar anak imunisasi, mintalah penjelasan dari dokter atau tenaga kesehatan yang akan melakukan tindakan imunisasi dalam hal jenis vaksin, kandungan, manfaat dan kemungkinan terjadinya kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) 

Pada dasarnya, imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu. Sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. 

Imunisasi yang pertama kali diberikan dalam 24 jam pertama setelah lahir yaitu imunisasi hepatitis B. Pada usia 1 bulan: imunisasi BCG dan polio tetes (yang pertama). Pada usia 2, 3 dan 4 bulan tiap bulan bayi menerima imunisasi pentavalen (berisi DPT, Hepatitis B dan HiB) dan polio. 

Imunisasi pentavalen merupakan vaksin yang telah terbukti mampu menimbulkan antibodi yang protektif terhadap semua antigen yaitu difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B dan Haemophilus influenza tipe b serta mempunyai keamanan yang dapat diterima (acceptable) oleh anak Indonesia. Pada usia 4 bulan selain diberikan imunisasi pentavalen dan polio tetes, bayi juga diberikan polio injeksi. Pada saat bayi 9 bulan diberikan imunisasi campak. Pada usia 18 bulan harus diulang pemberian pentavalen, dan saat usia 24 bulan anak perlu diulang pemberian campak. 

Jangan lupa, usia pemberian selanjutnya adalah saat anak kelas 1 SD, yaitu pemberian campak dan DT, kelas 2 dan 3 diberikan imunisasi Td.

Vaksin yang diberikan di puskesmas dan rumah sakit pemerintah dipastikan asli. Karena diperoleh dari produsen resmi, yaitu Bio Farma, yang merupakan satu-satunya perusahaan pembuat vaksin di Indonesia dan sudah mengekspor vaksinnya ke lebih dari 130 negara di dunia. 

Menyikapi maraknya vaksin palsu, pemerintah pun tidak tinggal diam. Pemerintah turun langsung ke puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah untuk melakukan pemantauan terhadap penanganan vaksin palsu tersebut. 

Hal itu terlihat dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek yang meninjau langsung pelaksanaan vaksin ulang bagi anak yang telah terverifikasi pernah mendapatkan vaksin palsu. 

JAKARTA – Masa awal kehidupan bayi sangat rentan terkena penyakit berbahaya. Karenanya, si kecil seharusnya dilindungi dengan pemberian imunisasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News