Sejarah Letusan Gunung Semeru, 1941-1942 Menimbun Pos Pengairan di Bantengan

Sejarah Letusan Gunung Semeru, 1941-1942 Menimbun Pos Pengairan di Bantengan
Petugas mengevakuasi warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). Foto: ANTARA /HO/Muhammad Sidkin Ali/Radar Semeru/abs/rwa

Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta meter kubik.

Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, merusak sawah, jembatan dan rumah warga rusak. Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978-1989.

Catatan PVMBG juga menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.

Pada 2008, tercatat beberapa kali letusan, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, dengan jarak luncur 2.500 meter.

Data PVMBG menunjukkan aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko yang berada di sisi tenggara puncak Mahameru.

Sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini bertipe vulcanian dan strombolian yang terjadi tiga sampai empat kali setiap jam.

Karakter letusan vulcanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Berikut ini sejarah letusan Gunung Semeru di Lumajang yang pernah menimbun pos pengairan di Bantengan, kali ini erupsi lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News