Sejarah Naik Turun Hubungan Kurdi-Irak

Sejarah Naik Turun Hubungan Kurdi-Irak
Beberapa perempuan anggota Peshmerga usai mencoblos di Irbil. Foto: AFP

jpnn.com - Etnis Kurdi di Irak sudah berpuluh-puluh tahun memperjuangkan kemerdekaan. Mulai cara damai sampai pemberontakan bersenjata pernah digunakan suku bangsa yang tinggal di wilayah utara Irak tersebut.

Namun, tidak pernah suara mereka sekeras dan sejelas Senin (25/9) lalu. Sekitar 2,8 juta Kurdi memilih "ya" dalam referendum kemerdekaan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Irak tentu tidak begitu saja merelakan wilayah Kurdi lepas. Bersama beberapa negara Timur Tengah lainnya, serta Amerika Serikat, mereka berusaha menjegal mimpi warga Kurdi.

Berikut sejarah singkat hubungan Irak-Kurdi dari tahun ke tahun. (dil/jpnn/jpg)

1920 – Pasal 64 Treaty of Sevres yang disepakati Ottoman dan League of Nations memberikan peluang bagi kaum Kurdi yang tinggal di Kota Mosul untuk membentuk pemerintahan mandiri.

1932 – Kurdi menuntut haknya untuk membentuk otonomi khusus di Iraq. Tapi, permintaan itu tak dikabulkan.

1958 – Iraq mengesahkan konstitusi baru yang mengakui hak-hak nasional kaum Kurdi. Mullah Mustafa Barzani yang sempat bersembunyi di Rusia kembali ke Iraq.

1961 – Sekelompok kaum Kurdi memberontak terhadap pemerintah Iraq. Pemberontakan berhasil dipadamkan. Partai Demokratik Kurdi alias Kurdistan Democratic Party (KDP) yang berdiri pada 1946 dibubarkan.

Etnis Kurdi di Irak sudah berpuluh-puluh tahun memperjuangkan kemerdekaan

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News