Sejarah Naik Turun Hubungan Kurdi-Irak

Sejarah Naik Turun Hubungan Kurdi-Irak
Beberapa perempuan anggota Peshmerga usai mencoblos di Irbil. Foto: AFP

1970 – Pemerintah Iraq dan partai-partai politik Kurdi meneken kesepakatan damai. Bahasa Kurdi diakui sebagai bahasa negara dan Iraq mengamandemen konstitusi dengan mencantumkan suku Kurdi sebagai salah satu etnis Iraq. Kurdi juga mendapatkan otonomi khusus.

1980 – Pecah perang antara Iran dan Iraq. KDP berpihak pada Iran.

1988 – Ribuan warga sipil Kurdi tewas akibat serangan gas di Kota Halabja, dekat perbatasan Iran. Human Rights Watchdog dan otoritas Kurdi yakin rezim Iraq (saat itu dipimpin Presiden Saddam Hussein) sebagai dalang.

2002 – KDP dan Patriotic Union of Kurdistan (PUK) yang lahir di Damaskus pada 1975 sepakat untuk bekerja sama membentuk pemerintahan baru. Massoud Barzani dan Jalal Talabani jadi pemimpin bersama.

2003 – Pasukan AS menguasai Irbil dan menumbangkan rezim Saddam. Kurdi menguasai Kirkuk dan Mosul.

2005 – Parlemen Kurdi kali pertama menggelar pertemuan di Irbil. Massoud Barzani terpilih sebagai presiden Kurdistan Regional Government (KRG).

2014 – Pemerintah pusat menunda transfer pendapatan Kurdi. Akibatnya, KRG tak bisa membayar gaji para pegawai pemerintah Kurdi. KRG resmi memasarkan minyak yang didistribusikan lewat pipa minyak di areanya.

2014 – Presiden KRG Barzani mengumumkan rencana untuk menggelar referendum kemerdekaan. Pengumuman pada Juni itu lantas ditangguhkan pada September karena Peshmerga sibuk memerangi ISIS.

Etnis Kurdi di Irak sudah berpuluh-puluh tahun memperjuangkan kemerdekaan

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News