Sejumlah Negara Terapkan Lockdown, Ini Salah Satu Dampaknya

Sejumlah Negara Terapkan Lockdown, Ini Salah Satu Dampaknya
Kilang minyak lepas pantai. Foto: Reuters

jpnn.com, NEW YORK - Keputusan sejumlah negara menerapkan lockdown untuk melawan pandemi virus corona (COVID-19) menyebabkan permintaan bahan bakar global jatuh.

Harga minyak anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan minyak mentah berjangka AS mencapai tingkat terendah 18 tahun.

Minyak berjangka telah kehilangan lebih dari setengah nilainya dalam 10 hari terakhir, ketika sekolah-sekolah tutup, kegiatan bisnis berhenti dan pemerintah di seluruh dunia telah mendesak warga untuk membatasi pertemuan.

Permintaan minyak global pada akhir Maret dapat turun sebanyak delapan juta hingga sembilan juta barel per hari (bph), kata Goldman Sachs seperti dikutip oleh Reuters.

Investor secara luas meninggalkan aset-aset berisiko lagi pada Rabu (18/3/2020), setelah pasar ekuitas pulih pada Senin (16/3/2020).

Saham AS merosot, dengan S&P 500 merosot tujuh persen, memicu penghentian perdagangan selama 15 menit, sementara tembaga berjangka jatuh 6,9 persen.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok 6,58 dolar AS atau 24,4 persen, menjadi menetap pada 20,37 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka AS telah kehilangan 56 persen selama 10 hari terakhir, dalam bentangan perdagangan 10 hari terburuk sejak kontrak diluncurkan pada 1983.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent jatuh 3,85 dolar AS atau 13,4 persen, menjadi ditutup di 24,88 dolar AS per barel, setelah merosot tajam ke posisi serendah 24,52 dolar AS, tingkat terlemah sejak 2003.

Penerapan lockdown di sejumlah negara untuk melawan pandemi virus corona jenis baru COVID-19 menyebabkan permintaan bahan bakar global jatuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News