Sekda DKI: Biaya Beli Kendaraan Listrik Tanggung Jawab Masing-Masing Individu
jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setyono menyebut tidak ada anggaran khusus bagi aparatur sipil negara (ASN) Eselon IV di provinsi itu untuk membeli kendaraan listrik.
"Biaya beli kendaraan listrik menjadi tanggung jawab masing-masing individu," kata Joko di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (21/8).
Dia mengatakan pembelian kendaraan listrik bagi ASN Eselon IV di DKI Jakarta hanya bersifat imbauan dan tidak menjadi kewajiban.
“Bukan Eselon IV saja, tetapi para pegawai Pemprov DKI Jakarta diimbau untuk menggunakan kendaraan listrik yang rendah emisi," ujar Joko.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta tunjangan transportasi ASN Pemprov DKI Jakarta Eselon IV ke atas dialihkan untuk membeli kendaraan listrik.
"Kalau DKI, kan, pejabatnya memiliki tunjangan transportasi, nah, itu saya minta alihkan untuk beli motor listrik," kata Heru seusai rapat di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta Pusat, Jumat.
Permintaan para ASN Eselon 4 ke atas menggunakan kendaraan listrik itu disampaikan untuk menekan polusi udara di Jakarta yang pada beberapa terakhir ini dikategorikan tidak sehat.
"Lagi dibahas, kalau saya nanti pegawai DKI Eselon IV ke atas harus menggunakan kendaraan listrik, minimal motor listrik," kata Heru. (antara/jpnn)
Sekda DKI Joko Agus Setyono memastikan tidak anggaran khusus bagi ASN Eselon IV DKI Jakarta untuk membeli kendaraan listrik.
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- 5 Berita Terpopuler: CPNS 2024 Dibuka, sedangkan PPPK Fokus pada Honorer, Kategori yang Masuk Prioritas Terungkap
- ASN Punya Hak Politik, tetapi Wajib Bersikap Netral
- Wamenaker Afriansyah Bicara Pentingnya Taspen yang Beri Perlindungan Finansial Bagi ASN
- Demi UMKM, Pemprov Harus Tertibkan Alfamart dan Indomaret di Jakarta
- Afif Nurhidayat: PPPK Memiliki Kontribusi Besar Mendukung Pencapaian Target Pembangunan
- ASN yang Ingin Maju Pilkada Harus Segera Mundur