Sekolah Lima Hari, PGRI Khawatir Berdampak Buruk ke Siswa

 Sekolah Lima Hari, PGRI Khawatir Berdampak Buruk ke Siswa
Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMA N I Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (10/4). Pihak sekolah menyiapkan empat ruangan untuk pelaksanaan ujian tersebut dan menyiapkan jenset. Foto : Ricardo

Harus tetap ada dan menjadi partner kementerian untuk berbagi peran masing-masing. Teknis koordinasi ini yang diperlukan dengan baik.‎

Keempat, perlu dipikirkan bagiamana dengan pendididikan bagi anak-anak kelas awal, kelas 1, 2, 3, dan 4 SD. Program apa saja bagi mereka dengan waktu yang begitu lama? Bagaimana dengan istrirahat, bermain, dan komunikasi dengan keluarga yang masih sangat dibutuhkan bagi tunbuh kenbang mereka. Bagaimana dengan kebutuhan gizi mereka?‎

"Pertimbangan lainnya, program penguatan karakter seperti apa dalam mengisi waktu selesai jam sekolah? Apa diserahkan sepenuhnya pada sekolah? Atau bebas saja? Bagaimana dengan kesediaan makan siang dan istirahat? Apakah hanya menunda waktu pulang?‎ Hal-hal ini harus dianalisa lebih dalam," pungkasnya. (esy/jpnn)


Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) meminta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan lima hari sekolah.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News