Sekolah Sehari Penuh Akan Diterapkan secara Nasional, Ini Penjelasan Menteri

Sekolah Sehari Penuh Akan Diterapkan secara Nasional, Ini Penjelasan Menteri
Siswa SD. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

’’Di dapil saya banyak sekolah yang hanya punya bangunan kelas. Apakah memungkinkan untuk full day?’’ ungkap politikus Partai Golkar itu. 

Kemudian, Kemendikbud juga harus menetapkan kurikulum atau panduan anyar untuk mengisi kegiatan siswa sampai pukul 17.00. Pertimbangan berikutnya, banyak anak yang setelah sekolah ikut membantu keluarga. 

Baik membantu urusan rumah tangga maupun ekonomi keluarga. Faktor kelelahan dan daya tahan tubuh siswa juga harus dipertimbangkan. 

Yang tidak kalah penting adalah interaksi sosial anak dengan keluarga serta teman bermain di luar sekolah. Jangan sampai seorang kakak tidak pernah berinteraksi dengan adiknya karena lama berada di sekolah. ’’Pulang di rumah, adiknya sudah tidur,’’ tegasnya.

Hal senada diungkapkan Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti. Dia merasa full day school sangat sulit diterapkan secara nasional. Karena itu, dia berharap pernyataan Mendikbud hanya wacana. 

’’Kalaupun mau diterapkan, harus ada kajian dan dikomunikasikan dengan sekolah, guru, serta masyarakat,’’ ucapnya. ’’Ide atau gagasan baik belum tentu berjalan baik pula di lapangan,’’ lanjutnya.

Dia meminta Mendikbud tidak menganggap semua sekolah baik dan siswa betah berlama-lama di sekolah. Masih ada sekolah yang dirasa tidak aman dan nyaman oleh siswa. 

Karena itu, sekolah yang seperti itu tidak ideal untuk menerapkan sistem full day. ’’Ada yang menganggap sekolah itu bukan taman, tetapi penjara. Sebab, sering di-bully temannya,’’ jelasnya.

JAKARTA – Ganti menteri, muncul kebijakan baru lagi.  Penunjukan menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) baru akan diiringi perubahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News