Selamat! Fadli Zon Jadi Presiden GOPAC

jpnn.com - JOGJAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mendapat kepercayaan dari dunia internasional. Fadli dipercaya menjadi Presiden Conference Global Organization of Parlementarians Against Corruption (GOPAC) periode 2015-2018.
Kepastian itu terungkap dalam penutupan GOPAC ke-6 di Jogjakarta hari ini, Kamis (8/10). Politikus Partai Gerindra itu menggantikan Ricardo Garcia Carventes dari Mexico yang sudah habis masa jabatannya. Sebelumnya, pria berkaca mata itu menjabat sebagai sebagai Chairman GOPAC Indonesian Chapter.
Fadli mengatakan, korupsi merupakan bentuk kejahatan yang menghambat hak masyarakat untuk merasakan kesejahteraan. Nah, parlemen memiliki peran strategis dalam melakukan pemberantasan korupsi.
Karena itu, Fadli berharap GOPAC bisa lebih kuat mendorong negara-negara yang belum meratifikasi konvensi PBB terkait pemberantasan korupsi untuk segera melakukannya.
GOPAC merupakan organisasi yang mewakilkan anggota parlemen dari seluruh dunia yang memiliki visi pemberantasan korupsi. GOPAC didirikan pada 2002 sebagai hasil dari Global Conference di Ottawa yang dihadiri 170 anggota parlemen dan 400 observer dari seluruh dunia.
GOPAC memiliki agenda utama mempromosikan peran parlemen dalam upaya pemberantasan korupsi. Sebagai sebuah organisasi global, peranan GOPAC sangat penting untuk dalam melawan tindak kejahatan korupsi secara kolektif. (fat/jpnn)
JOGJAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mendapat kepercayaan dari dunia internasional. Fadli dipercaya menjadi Presiden Conference Global Organization
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Soal RUU Perampasan Aset, Dave Golkar: Kami Siap Membahas
- Gus Yasin Dukung Agus Suparmanto Jadi Ketum PPP di Muktamar
- Groundbreaking Kantor Nasdem Karawang, Idris Sandiya Ingatkan Pentingnya Pembangunan Fisik & Mental
- Fathi Nilai Kebijakan Ekonomi Trump Ancaman Serius, Pemerintah Perlu Strategi Baru
- Mutasi Letjen Kunto Bikin Heboh, Legislator Yakin TNI Independen
- Pengamat Sebut Rekayasa Penangkapan Cawabup Bengkulu Selatan Preseden Buruk Bagi Demokrasi