Selundupkan Uang Hingga Miliaran, Diduga Penyelundup Bekerja Sama dengan Aparat dan ABK

Selundupkan Uang Hingga Miliaran, Diduga Penyelundup Bekerja Sama dengan Aparat dan ABK
Selundupkan Uang Hingga Miliaran, Diduga Penyelundup Bekerja Sama dengan Aparat dan ABK

Kasi Kepatuhan kantor Bea dan Cukai Batam Emil Ludiyanto saat dikonfirmasi mengaku pihaknya tetap melakukan pengawasan di sejumlah pintu keluar secara maksimal.

"Kalau ada seperti (petugas ikut membantu itu kapan kejadiannya? Biar ditindak," kata Emil.

Pada dasarnya kata Emil, pihak BC Batam tetap akan melakukan pengawasan ekstra ketat di pintu keluar masuk kota Batam. Untuk keluar masuknya uang tunai hanya diperbolehkan dibawa Rp100 juta. Sementara diatas Rp100 juta, pembawa uang harus lapor ke BI dan BC untuk memperjelas sumber dan tujuan uang tersebut.

Dalam kesempatan itu Emil mengatakan, saat ini BC masih menahan dua WN Malaysia, yakni Alexander Francis dan Logarajan Raman, dan satu WNI, Tini Nur Khalizah. Ketiganya tertangkap tangan saat hendak menyelundupkan uang senilai Rp 1,4 miliar ke Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batamcenter, Selasa (9/6) lalu.

"Karena mereka belum membayar denda 10 persen itu," kata Emil.

Tini mengaku sebagai kurir yang disewa seseorang bernama Renaldi. Sementara Renaldi sendiri merupakan orang suruhan dari pemilik gerai penukaran mata uang asing (money changer). Sehingga petugas BC tak bisa melacak sumber uang senilai Rp 700 juta yang dibawa Tini itu.

Sementara dua warga Malaysia yang membawa uang ringgit yang jika dikurskan ke rupiah nilainya sekitar Rp 700 juta itu, mengaku uang tersebut merupakan milik pribadi.

Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Valuta Asing (APVA) Kepulauan Riau, Amat Tantoso, beberapa waktu lalu mengatakan maraknya penyelundupan mata uang rupiah dalam jumlah lebih dari Rp 100 juta disebabkan ketatnya peraturan yang diterapkan Bank Indonesia (BI) terhadap pedagang valas. Sebab meski resmi, pedagang valas kini tak lagi bebas mengambil valas di bank.

BATAM - Aksi penyelundupan uang marak di Batam diduga kuat melibatkan oknum aparat di pelabuhan. Sehingga aksi tersebut seringkali berjalan mulus. Selain

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News