Semakin Tidak Nyaman Tinggal di Kota

Semakin Tidak Nyaman Tinggal di Kota
Semakin Tidak Nyaman Tinggal di Kota
Diantara aspek penilaian kenyamanan yang rendah di Jakarta adalah, kualitas penataan kota, jumlah ruang terbuka, pencemaran lingkungan, besarnya biaya hidup, dan tingkat kriminalitas. Rata-rata, tidak sampai 20 persen warga Jakarta yang mengaku nyaman dari beberapa aspek penilaian tadi.

Selanjutnya kondisi di Surabaya. Tingkat indeks kenyamanan di kota yang dipimpin Walikota Tri Rismaharini ini lebih baik dibanding Jakarta. Yaitu indeks keseluruhannya tercatat 56,38 persen. Artinya, lebih dari separuh responden yang disurvey mengaku nyaman tinggal di Surabaya.

Namun, tandas Bernardus, ada beberapa aspek layanan publik yang harus diperbaiki di Surabaya sehingga indeks kenyamanan warga bisa naik. Diantaranya adalah, tingkat pencemaran lingkungan, kualitas angkutan umum dan jumlah ruang terbuka hijau. Untuk kualitas penataan kota, indeks kenyamanan sudah menyentuh angka 46 persen.

Kota dengan indeks kenyamanan terendah adalah di Medan. Di kota tersebut, 46,92 persen responden mengaku nyaman tinggal di kota. Aspek yang paling besar menyumbang tingkat ketidaknyamanan di kota Medan adalah kualitas penataan kota. Selanjutnya adalah, jumlah ruang terbuka hijau dan tingkat kriminalitas yang dinilai kurang sehingga membuat warga merasa tidak nyaman tinggal di kota.

JAKARTA - Tingkat kenyaman tinggak di beberapa kota besar di Indonesia menurun. Diantaranya pemicunya adalah penataan kota, tingkat kriminalitas,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News