Semakin Tidak Nyaman Tinggal di Kota
Jumat, 27 Mei 2011 – 09:41 WIB
Bernardus mengatakan, pemetaan hasil survey itu memang tidak terlalu mendalam. Dia hanya menentukan objek survey berdasarkan kriteris ekonomi. Yaitu ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. "Tapi pemetaan ini bisa digunakan untuk perbaikan," kata dia.
Kondisi kenyamanan tinggal di kota yang rendah, menurut Bernardus, tidak bisa dipandang sebelah mata. Dampak yang bakal muncul adalah, pertumbuhan kota-kota baru yang dikembangkan swasta. "Kota-kota baru yang berada di kawasan satelit bakal berkembang lebih pesat," tandasnya.
Kerugian lainnya adalah, selama ini kota juga berfungsi sebagai pusat layanan publik dan pusat perekonomian. Masyarakat yang butuh layanan publik di kota, bisa merasa tidak nyaman. Selain itu, rendahnya tingkat kenyamanan tinggal di kota, bisa berdampak negatif di kabupaten-kabupaten lainnya dalam satu provinsi. (wan)
JAKARTA - Tingkat kenyaman tinggak di beberapa kota besar di Indonesia menurun. Diantaranya pemicunya adalah penataan kota, tingkat kriminalitas,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai-Polri Menggagalkan Penyelundupan 20 Ribu Lebih Ekstasi, Ringkus 6 Tersangka
- BAZNAS dan MAAB Malaysia Mengkaji Kerja Sama Optimasi DSKL
- Menaker Ida Komitmen Terus Tingkatkan Perlindungan Bagi Pekerja Migran Indonesia di Makau
- MAAB Malaysia Sebut BAZNAS Pintar Memberdayakan Umat
- Kasus Investasi Bodong di BTN, Ombudsman Gelar Pertemuan dengan OJK, LPS & Kementerian BUMN
- Pengamat: Prabowo Akan Dikenang Presiden Pemersatu Bangsa jika Wujudkan Presidential Club