Semen Drum

Oleh: Dahlan Iskan

Semen Drum
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Semen Padang itu sudah dipakai di Surabaya sejak 1914," ujar Khairul Jasmi, komisaris perusahaan itu kepada saya.

Baca Juga:

Tentu Mas Dhito tidak tahu. Dia belum lahir saat itu. Saya juga baru tahu begitu panjang sejarah Semen Padang di Surabaya.

Jasmin lantas mengirimkan ke saya kopian dokumen kuno pengiriman semen itu. Tahunnya 1914. Menarik sekali.

Semen itu dikirim dari Padang ke pelabuhan Batavia, Cheribon enTegal, Semarang, Soerabaja, Bandjarmasin, Samarinda, Boeleleng, Makassar, Manado, Gorontalo, Ternate, Ambon.

Semua kota itu kita tahu di mana letaknya. Namun, di dokumen kuno itu disebut beberapa kota tujuan yang saya tidak tahu lokasinya di mana saat ini: Toboali, Soengai Slan, Ko-ba, Batoe Roesa, Merawang, Soengai Liat, Blinjoe, Muntok, dan Kroe.

Dalam dokumen pengiriman semen itu terlihat juga tujuan lain: Penang dan Singapura. Tentu keduanya saat itu belum disebut luar negeri.

Semen Padang kini memang lagi mengumpulkan dokumen lama terkait sejarah masa lalunya. Kebetulan ada orang Padang yang lagi top di Belanda: Dr Suryadi MA.

Maka Suryadi kini menyisihkan waktunya untuk membongkar arsip-arsip lama di Leiden dan Amsterdam. Dia dapat banyak sekali. Kalau dokumen itu dijajarkan panjangnya bisa 10 km.

AWALNYA berita kecil: Bupati Kediri ngamuk-ngamuk. Salah satu kalimatnya menyebut Semen Padang kualitas terendah. Ujungnya minta maaf.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News