Semoga Ini Bisa jadi Senjata yang Ditakuti COVID-19, Tunggu 6 Bulan Lagi
"Kecepatan menguji coba vaksin hingga memasuki tahap akhir uji klinis merupakan terobosan penelitian dari Oxford," kata pimpinan eksekutif AstraZeneca, Mene Pangalos.
AstraZeneca merupakan perusahaan multinasional bidang farmasi dan bio-farmasi yang berkedudukan di Cambridge, Inggris, serta memiliki tiga pusat riset di Cambridge; Gaithersburg, Maryland, Amerika Serikat; dan Mölndal di Swedia.
Walaupun demikian, hasil uji coba vaksin kemungkinan baru dapat dipublikasikan pada dua sampai enam bulan, kata Oxford University, Jumat (22/5).
AstraZeneca telah menjadikan Inggris dan AS sebagai mitra untuk memproduksi vaksin secara massal.
Perusahaan itu akan langsung mengirim vaksin ke dua negara itu apabila vaksin itu disebut layak pakai dan aman digunakan.
Direktur Eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot, bulan lalu mengatakan hasil sementara tentang kemungkinan kemanjuran vaksin kemungkinan akan keluar sekitar Juni atau Juli.
Sejumlah surelawan dalam kondisi sehat akan dipilih secara acak untuk disuntik vaksin jenis ChAdOx1, juga dikenal sebagai AZD1222, vaksin yang biasanya dipakai untuk menangkal meningitis/radang selaput otak.
Para surelawan tidak diberi tahu informasi terkait pengelompokkan uji vaksin agar tidak berpengaruh terhadap tingkah laku mereka.
Oxford University dan AstraZeneca di Inggris sedang melakukan uji coba vaksin COVID-19 atau virus corona jenis baru.
- Jaga Hati
- Zeni
- Dunia Hari Ini: Petani di Inggris Berdemo dengan Konvoi Traktor ke Pusat London
- Brasil Mempermalukan Inggris, Jerman Menampar Prancis
- Inggris Diminta Kembalikan Aset dan Manuskrip Asli Milik Sri Sultan Hamengku Buwono II
- DPR Bangga dengan Kinerja Erick Thohir yang Tangani Covid-19 hingga Bongkar Korupsi Dapen