Sempat Gonta-ganti Perdana Menteri, Iklim Politik Malaysia Mulai Stabil

Sempat Gonta-ganti Perdana Menteri, Iklim Politik Malaysia Mulai Stabil
Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin. Foto: ANTARA Foto/Ho-Istana Negara

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memuji stabilitas politik di negara ini berkat nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara pemerintah federal dan pihak oposisi.

Sultan Abdullah mengemukakan hal itu pada sambutan pembukaan sidang pertama sesi kelima DPR di Kuala Lumpur, Senin.

Dia menyarankan agar anggota parlemen berhenti berpolitik siang dan malam dan fokus pada isu-isu yang mempengaruhi rakyat.

Pihaknya sangat senang dan berterima kasih atas stabilitas politik menyusul kerja sama bi-partisan melalui MoU transformasi dan stabilitas politik yang ditandatangani antara pemerintah dan oposisi.

“Alhamdulillah, saat ini iklim politik lebih stabil untuk menyukseskan agenda pembangunan bangsa untuk kemaslahatan umat dan masa depan bangsa."

Sebagai hasil dari perjanjian ini, ujar dia, amandemen Konstitusi Federal terkait dengan Perjanjian Malaysia 1963 berhasil disetujui oleh lebih dari dua pertiga anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara Desember lalu.

"Kematangan politik seperti itu ditunggu-tunggu oleh semua orang. RUU tersebut memberikan pengakuan terhadap tuntutan dan status khusus Sabah dan Sarawak setelah bergabung dengan Malaysia dalam Konstitusi Federal, sejalan dengan ketentuan MA63 (RUU untuk mengamandemen konstitusi terkait dengan Perjanjian Malaysia 1963), sehingga memperkuat posisi mereka di Federasi Malaysia," katanya.

Malaysia pada 12 Maret 2022 akan melaksanakan Pemilu Negara Bagian (PRN) Johor Bahru untuk memilih anggota Dewan Undangan Negeri (DUN) yang telah bubar.

Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memuji stabilitas politik di negara ini berkat nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara pemerintah federal dan pihak oposisi

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News