Semua Habis, Menteri Susi mau Nangis

Semua Habis, Menteri Susi mau Nangis
Susi Pudjiastuti. Foto: Miftahulhayat/dok.JPNN.com

jpnn.com, FAKFAK - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan kerja ke Fakfak, Papua Barat akhir pekan lalu.

Meski senang melihat semangat kerja warga di sana, namun, masih ada hal yang mengusik hati ibu tiga anak tersebut.

“Kemarin sore saya berenang di seberang Pulau Panjang, saya naik paddle, snorkling, mau nangis saya. Karangnya semua berantakan, hancur, ikannya sedikit karena tidak ada rumah lagi. Pasirnya juga hilang. Ada kura-kura berenang ndak bisa ke pinggir karena pantainya ndak ada. Dia bingung mau cari tempat buat taruh telurnya ndak ada pasir lagi. Semua habis,” keluh Susi.

Ternyata hal tersebut terjadi akibat penambangan pasir ilegal yang sering terjadi di pantai-pantai di Fakfak.

“Ada laporan juga dari (TNI) Angkatan Laut katanya di sini pasirnya ditambang buat bikin rumah. Saya bilang kenapa tidak ambil di tempat lain yang jauh? Ini yang di depan adalah benteng bapak kalau ada tsunami,” tutur Susi.

Susi kemudian bercerita tentang tsunami yang terjadi di kampung halamannya di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada 17 Juli 2006 lalu.

Menurutnya, masyarakat Pangandaran tidak seberuntung masyarakat Fakfak yang berada di teluk dalam seperti Pulau Panjang sehingga memiliki benteng untuk berlindung dari tsunami.

“Di laut kami (Pangandaran) tidak ada apa-apa di depannya. Jadi begitu ada tsunami habislah semua. Yang meninggal pun 1.600 orang. Saya tidak ingin pengalaman itu terjadi di sini. Tolonglah jaga,” pinta Susi.

Susi Pudjiastuti merasa senang melihat semangat kerja masyarakat di Fakfak, Papua Barat. Namun, ada yang menganjal di hati Susi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News