Semua Harus Samakan Persepsi Agar Pertandingan Sepak Bola Bisa Berjalan Aman dan Lancar

Misalnya begini, pengamanan di kota-kota besar seperti Jakarta mungkin persepsinya sudah mendekati kesamaan, tapi mungkin enggak ideal kalau derby Jawa Timur diselenggarakan di Jakarta.
Padahal kesiapan otoritas publiknya mungkin sudah lebih siap, karena sudah terbiasa menghadapi event-event besar. Atau mungkin kita lakukan di Bali. Ini memang sesuatu yang tidak populer. Tapi kalau kita bisa duduk melakukan cost-benefit analysis, [keinginan] semuanya mungkin bisa kita akomodasi.
Ya memang tidak maksimal, mungkin revenue tidak seperti yang diharapkan tapi tetap ada, keamanan juga tercapai, dan yang terpenting tidak boleh ada korban jiwa.
Formulanya adalah pencegahan, bukan penindakan ... dan ini di Indonesia harusnya bisa saja, tinggal kemauannya saja, dan didorong oleh political will.
Mungkin ada satu self-pride yang tidak pada tempatnya di antara para penyelenggara.
Kalau menurut kultur kita kan ini kan bukan bottom-up tapi top-down, jadi ya harus dari atas.
Mungkin instruksi presiden itu harus diterjemahkan dengan baik dalam rangka menciptakan situasi yang aman, dari atas harus menginisiasikan atau menginstruksikan perbaikan-perbaikan yang di-lead dari atas.
Sebenarnya penghentian pertandingan ini mungkin dilakukan yang pertama untuk melakukan penyelidikan. Apa penyebabnya dan bagaimana rekomendasinya.
Ikuti bincang-bincang kami dengan Nugroho Setiawan, satu-satunya orang Indonesia yang punya lisensi untuk mengecek keamanan pertandingan sepak bola dari FIFA Security Officer
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Barong Bola