Seni Adalah Kejujuran Rasa

Seni Adalah Kejujuran Rasa
Edward Akbar. Foto: Dimas Alif/Jawa Pos

Dia melanjutkan, dalam berakting diperlukan totalitas. Seperti yang dia lakukan saat berperan sebagai Genta di film terbarunya. Ketika harus melakoni adegan tertimpa lemari, dia melakukan itu tanpa peran pengganti.

’’Nggak cuma aku, sih. Gitar kesayanganku juga gitu. Pernah aku banting, rusak jadi dua. Tapi, sekarang udah gabung lagi berkat teman di Bali,’’ tuturnya menceritakan adegan lain yang harus memunculkan emosi. Edward benar-benar membanting gitar kesayangan yang selalu dibawa saat bepergian.

Mengapa baru sekarang dia terjun ke dunia hiburan? Ke mana saja dia selama ini? Melihat latar belakang keluarga, seharusnya dia bisa menekuni itu sejak dulu. Dia mengungkapkan, dulu dirinya tidak tertarik kepada dunia seni peran.

Dia hanya berfokus menyelesaikan pendidikan. Hasilnya, dia tercatat sebagai sarjana ekonomi Universitas Trisakti. Setelah itu, dia bekerja kantoran di bank.

Namun, hidup tidak semudah itu. Dia limbung saat orang yang sangat dicintainya meninggal. Mamanya meninggal dunia karena infeksi paru-paru dan gangguan pencernaan. Edward lantas memutuskan pindah ke Bali.

Berselang tiga tahun kemudian, dia bangkit dan me-restart kembali hidupnya. Salah satunya, menekuni bidang entertainment.

’’Aku banyak belajar dari Mama. Beliau tulus dan gigih. Aku belajar bagaimana memaafkan,’’ ujarnya.

Selain berakting, dia bermusik. Buat Edward, seni tidak bisa dikotak-kotakkan. Dia mengatakan, bisa saja kemarin berakting dan hari ini bermain musik.

LIFE is never flat. Ungkapan itu yang tepat untuk menggambarkan perjalanan hidup Edward Akbar, 29. Setelah kehilangan mama, Theresia Bleszynski,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News