Sepatu Buatan Indonesia Incar Peluang di Pameran Perlengkapan Militer di Australia
Unjuk rasa menentang pameran militer
Pameran militer ini berlangsung hingga hari Jumat (13/09) di Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC), dengan menampilkan delegasi dari 45 negara dan 700 perusahaan, termasuk dari Asia Pacific.
Hari Rabu lalu, kepolisian Victoria dan pengunjuk rasa terlibat dalam bentrokan di luar gedung MCEC menyebabkan puluhan warga ditangkap dan 24 polisi terluka.
Kepolisian Victoria mengatakan mereka terganggu dengan perilaku beberapa pengunjuk rasa, yang melempari batu, kaleng, dan kotoran kuda, serta semprotan asam.
Tapi warga dan saksi mata menuduh polisi menggunakan kekuatan yang berlebihan, seperti semprotan merica, granat kejut, serta penggeledahan tas pengunjuk rasa.
Penyelenggara unjuk rasa mengatakan mereka "terkejut dengan tingkat kekerasan yang ditujukan kepada warga yang melakukan anggota masyarakat yang melakukan unjuk rasa damai".
Sejumlah jurnalis mengatakan mereka melihat apa yang diyakini sebagai peluru karet yang ditembakkan ke beberapa pengunjuk rasa, serta penggunaan gas dan semprotan.
Tapi Kepala Kepolisian Victoria Komisaris Shane Patton mengklarifikasi kalau "peluru karet" tersebut hanyalah peluru tongkat busa keras.
Banyak peserta pameran yang enggan membicarakan unjuk rasa anti-perang yang terjadi di luar pameran.
Sepatu buatan Indonesia mengincar peluang dengan berpartisipasi di pameran perlengkapan militer yang digelar di Melbourne
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Suplemen Ternak Pangkalan Bun Tembus Pasar Belanda, Bea Cukai Sampaikan Komitmen Ini