Seperti ini Program Mentan jadikan Kopi Nomor Satu Dunia

Seperti ini Program Mentan jadikan Kopi Nomor Satu Dunia
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto dok Humas Kementan

"Langkah awal yang telah dilakukan, para ahli kopi ditugaskan ke Vietnam untuk mempelajari teknik meningkatkan produktivitas kopi. Selanjutnya pada APBN-P 2017 dan APBN 2018 digenjot dengan peningkatan produkvitias, pengembangan 8.700 ha kawasan kopi, perbenihan 3 sampai 4 juta batang per tahun, pasca panen dan pemasarannya," tutur Amran.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementan, Suwandi menambahkan langkah Kementan guna mendongkrak daya saing kopi Indonesia, yakni pertama, meningkatkan sistem perbibitan, pupuk dan tata kelola air sehingga tahun depan produktivitas naik menjadi 1 ton/ha yang berarti meraih peringkat kedua dunia. Kedua, program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang kurang produktif.

"Ketiga, memperluas luas areal tanam kopi jenis arabika yang bernilai ekonomi tinggi sehingga populasi kopi robusta dan arabika menjadi seimbang," kata dia.

Keempat, lanjut Suwandi, pengembangan kopi dengan jenis kopi khusus (specialty coffee) dari berbagai daerah di Indonesia yang bernilai tinggi. Kelima, bersama instanasi terkait yaitu Kemenperin, Kemendag, BPOM bersama swasta, Asosiasi Pengusaha dan Petani Kopi Indonesia lebih intensif dan kontinyu mempromosikan kopi Indonesia di dalam maupun ekspor luar negeri terutama ke Amerika Serikat, Jerman dan Jepang serta berupaya mengendalikan impor.

"Pengembangan kopi difokuskan pada 10 provinsi sentra yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bengkulu, Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur dengan kontribusi 87 persen produksi nasional, serta 24 provinsi lainnya dengan share 13 persen," paparnya.

Hasilnya, berdasarkan data BPS, produksi kopi 2016 sebesar 21.773 ton senilai Rp 14,5 triliun telah dinikmati 1,9 juta rumahtangga petani kopi.

Ekspor kopi pada Januari-Agustus 2017 sebesar 335.027 ton atau naik 50 persen dibandingkan periode sama tahun 2016 sebesar 212.514 ton. Kopi turut memberikan kontribusi surplus neraca perdagangan USD 823 juta.

"Demikian pula sebaliknya, berdasarkan data BPS, impor kopi Januari-Agustus 2017 sebesar 8.776 ton atau turun 63 persen dibandingkan periode sama 2016 sebesar 23.550 ton. Data ekspor impor kopi ini menunjukkan pertanda meningkatnya kualitas dan daya saing produk kopi Indonesia di pasar dunia," pungkas Suwandi.(jpnn)


Posisi kopi Indonesia saat ini berada peringkat empat dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News