Sepertinya Jokowi Lebih Sip Gandeng Cak Imin ketimbang Gatot

Sepertinya Jokowi Lebih Sip Gandeng Cak Imin ketimbang Gatot
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah nama mulai meramaikan bursa bakal calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019 mendatang. Di antara nama yang beredar adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Nama Gatot belakangan ini makin santer disebut-sebut sebagai figur yang cocok mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Bahkan, di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah ada wacana untuk mengusung Gatot sebagai pendamping Jokowi.

Sedangkan Novanto juga dijagokan kalangan internal Golkar untuk menjadi pendamping Jokowi. Terlebih, saat ini Novanto menjadi pemegang pucuk pimpinan di partai berlambang beringin hitam itu.

Namun, dalam analisis pengamat politik Ray Rangkuti, sosok yang lebih pas ketimbang Gatot ataupun Novanto untuk menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019 adalah Muhaimin. Menurut Ray, politikus yang beken disapa dengan panggulan Cak Imin itu memiliki potensi lebih besar untuk menjadi cawapres bagi Jokowi.

"Dibanding Gatot dan Setya Novanto, Muhaimin memiliki potensi lebih besar untuk mendampingi Jokowi. Mungkin saja Muhaimin maju sebagai cawapres 2019," kata Ray kepada JawaPos.com, Kamis (12/10). 

Lebih lanjut Ray mengatakan, politikus sipil memang punya kans menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Namun, katanya, ada syarat tentang modal elektabilitas dan punya basis massa di tingkat akar rumput.

“Tokoh yang punya basis suara seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah bisa menjadi contohnya,” imbuh Ray.

Merujuk pada modal elektabilitas dan basis massa, maka Ray menyebut Muhaimin sebagai figur yang punya kans besar. Ray menyebut Muhaimin sebagai ketua umum PKB punya basis massa kuat di kalangan nahdiyin.

Pengamat politik Ray Rangkuti menyebut Muhaimin Iskandar punya modal politik yang kuat, terutama basis massa. Sedangkan basis massa Gatot belum terbukti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News