Sepertinya Menteri Basuki Sedang Mengetes Reaksi Publik soal Boyongan ke Ibu Kota Baru

Sepertinya Menteri Basuki Sedang Mengetes Reaksi Publik soal Boyongan ke Ibu Kota Baru
Basuki Hadimuljono. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Indenis) Girindra Sandino menduga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sedang mengetes reaksi masyarakat soal waktu boyongan kantor pemerintahan ke ibu kota RI baru.

Girindra mengatakan, pernyataan Menteri Basuki tentang pemindahan perkantoran pemerintahan pusat ke Kalimantan Timur (Kaltim) sudah bisa dilaksanakan pada 2024 merupakan upaya menjaring respons masyarakat.

“Saya kira pernyataan itu cuma wacana pancingan untuk menunggu respons balik publik,” ujar Girindra kepada JPNN.Com, Kamis (29/8).

BACA JUGA: Boyongan ke Ibu Kota Baru Dimulai 2024

Pemerhati pemilu dan kebijakan publik itu menuturkan, pemindahan ibu kota tak hanya menyangkut pembuatan regulasi dan pembangunan fisik. Menurutnya, pemindahan ibu kota juga harus disertai kajian matang, termasuk dampak ekonomi dan politik di dalam negeri ataupun internasional.

Karena itu jika Basuki tidak sedang mengetes reaksi publik, kata Girindra, maka bisa jadi menteri yang memperoleh julukan Bapak Infrastruktur itu terburu-buru membuat pernyataan. "Tentu saja hal tersebut terburu-buru, bagaimanapun harus ada sosialisasi, komunikasi politik," ulasnya.

BACA JUGA: Cerita Bu Mega soal Pemindahan Ibu Kota RI di Depan Tokoh Dunia 

Girindra mengakui sampai sejauh ini wacana pemindahan ibu kota terlihat berjalan mulus. Menurutnya, belum ada pernyataan keras yang menentang keputusan Presiden Joko Widodo memindahkan pusat pemerintahan ke dari DKI Jakarta ke Kaltim.

Pernyataan Menteri Basuki tentang pemindahan perkantoran pemerintahan pusat ke Kalimantan Timur sudah bisa dilaksanakan pada 2024 merupakan upaya menjaring respons masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News