Serang 30 Pos Polisi, Milisi Rohingya Klaim Membela Diri

jpnn.com, YANGON - Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) melancarkan serangan terorganisir dan hampir serentak terhadap 30 pos polisi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Jumat (25/8).
Sebanyak 71 orang kehilangan nyawa akibat aksi tersebut. Mereka yang tewas terdiri dari 59 prajurit ARSA, 1 orang tentara, 1 petugas imigrasi, dan 10 polisi.
Dalam pernyataan lewat akun Twitter-nya, ARSA tidak menyebut berapa jumlah anggotanya yang tewas. Kelompok yang dulu bernama Harakah Al Yaqin itu mengancam bakal melakukan serangan serupa di wilayah lain.
ARSA menuding pasukan Myanmar telah membunuh dan memerkosa etnis Rohingya. Serangan yang mereka lakukan kemarin hanyalah usaha mempertahankan diri.
Sebab, selama dua pekan ini, Kota Rathetaung, Rakhine, tempat etnis Rohingya bermukim, telah diblokade militer Myamar. Imbasnya, penduduk Rohingya tewas kelaparan.
’’Karena mereka akan melakukan hal serupa di Maugdaw, kami akhirnya harus bertindak untuk mendorong pasukan Burma pergi,’’ bunyi pernyataan ARSA.
Urgent Statement: #Arakan State Situation
We are defending against the #Burmese colonizing forces. Check out the attached file.#Rohingya pic.twitter.com/Xu9Cmf5qjf — ARSA_The Army (@ARSA_Official) August 25, 2017
Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) melancarkan serangan terorganisir dan hampir serentak terhadap 30 pos polisi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar,
- Presiden Jokowi Blak-blakan soal Penguasa Myanmar: Ada Ketidakpercayaan
- Myanmar Masih Dikucilkan, Filipina Dipastikan Jadi Ketua ASEAN 2026
- PBB Janjikan Repatriasi Bermartabat untuk Muslim Rohingya
- Isu Myanmar Jadi Agenda Pertemuan Para Menlu ASEAN dan Australia di Jakarta
- Kesulitan Usut Genosida Rohingya, ICC: Ukraina Lebih Mudah Diakses ketimbang Myanmar
- Bea Cukai Soekarno-Hatta Fasilitasi Percepatan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar