Serangan Ketakutan Muncul Dari Rencana Aksi 4/11

Serangan Ketakutan Muncul Dari Rencana Aksi 4/11
FPI. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Memanasnya suhu politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017, terutama di DKI Jakarta, dinilai ujian bagi aparat keamanan dalam mengawal proses demokrasi.

Baik itu aparat kepolisian, TNI maupun intelijen.

Menurut Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Wahyudi Djafar sejauh ini belum terasa jaminan keamanan dari kepolisian maupun TNI terhadap warga negara dalam menjalankan aktivitas sehari-hari jelang aksi 4/11 yang mengakibatkan serangan ketakutan.

Padahal itu adalah bagian dari awal proses demokrasi jelang pilkada Jakarta.

"Serangan ketakutan sudah mulai muncul (dari rencana aksi,red) 4 November. Tapi belum ada satu penegasan atau ujaran, entah dari Kapolri dan panglima, bahwa semua warga negara aman melakukan aktivitas apapun," ujar Wahyudi, Kamis (3/11).
 
Karena itu, Wahyudi dan sejumlah aktivis lain yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil (KMS), berharap aparat bisa benar-benar menjalankan tugas secara profesional dan akuntabel.

Sebab tak bisa dipungkiri, kondisi yang terjadi belakangan ini, patut diduga antara lain sebagai akibat tidak tegasnya aparat dalam menangani kasus-kasus ujaran kebencian.

Akibatnya, dinamika di tengah masyarakat semakin tinggi, sehingga dikhawatirkan tidak terkendali, terutama menjelang pilkada.

"Indonesia sedang dalam situasi transformasi kehidupan, di mana orientasi internet sangat tinggi. Hampir 50 persen populasi menggunakan internet. Sayangnya penegak hukum gagap. Offline saja ragu apalagi online," ujar Wahyudi.

JAKARTA - Memanasnya suhu politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017, terutama di DKI Jakarta, dinilai ujian bagi aparat keamanan dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News