Serikat Pekerja BUMN Ingatkan Rini tak Obral Aset

jpnn.com - JAKARTA - Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno untuk menjual Gedung BUMN dan mengangkat orang asing jadi direktur utama BUMN kembali menuai protes.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN (FSP BUMN), Abdul Latif Algaf menilai rencana tersebut kontradiktif dan menginjak kebijakan ekonomi-politik pemerintahan Jokowi-JK, yang mengusung konsep Trisakti.
"Kebijakannya kacau dan harus dihentikan," ujar Latif dalam siaran persnya, Kamis (25/12).
Dia juga yakin rencana tersebut akan ditentang banyak pihak. Bahkan kata dia, bukan tidak mungkin para karyawan BUMN memintanya Rini untuk mengundurkan diri dari jabatannya saat ini.
"Jika Menteri Rini tidak menghentikan kebijakan yang secara diametral bertentangan dengan spirit konstitusi, bisa saja karyawan BUMN menuntut dia turun tahta," ujar alumnus administrasi negara Fisipol UGM ini.
Latif menegaskan, seharusnya Rini fokus pada penguatan good corporate governance (GCG) untuk meningkatkan daya saing BUMN menghadapi pasar bebas, membereskan BUMN yang rugi dan bermasalah serta memberdayakan kualitas SDM yang ada.
"Bukan jual aset, apa lagi impor CEO," sesalnya.
Latief menyarankan, seyogyanya menteri Rini bisa belajar dari pengalaman beberapa Menteri BUMN yang berasal dari profesional. Seperti, Tanri Abeng, Laksamana Sukardi, Sofyan Djalil dan Dahlan Iskan.
JAKARTA - Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno untuk menjual Gedung BUMN dan mengangkat orang asing jadi direktur utama
- Tahun Depan Indonesia Bakal Bebas dari Truk Odol
- Luhut Binsar Anggap Wajar Pertumbuhan Ekonomi Melambat saat Transisi Pemerintahan
- forwarder.ai Tawarkan Efisiensi Biaya Logistik Lewat AI
- Pemerintah Ajak Gates Foundation untuk Kerja Sama dengan Danantara
- Bermodal Rp 3 Juta, Sulianto Indria Putra Bisa Kantongi USD 1 Juta
- Minta Keadilan kepada Kemenhub, Driver Ojol: Aplikator Cukup 10 Persen