Serikat Pekerja Pertamina Seharusnya Bisa Menahan Diri
"Makanya, kalau tiba-tiba serikat pekerja Pertamina melakukan aksi, tentu sangat keterlaluan. Sudah keblinger,” tegasnya.
Ateng menilai, rencana aksi FSPPB memang berlebihan. Kalau pun terkait hak karyawan, harusnya bisa dibicarakan secara internal dengan pihak manajemen.
Apalagi kalau dikaitkan dengan tuntutan untuk meminta Direktur Utama Pertamina mundur, menurut Ateng sudah tidak masuk akal dan sangat tidak normatif.
“Tuntutan mundur dirut sudah tidak prinsip dan normatif. Karena mereka bukan penentu. Mereka tidak punya hak untuk melakukan itu. Mencoba menekan untuk kepentingan. Ini yang membuat aksi mereka itu semakin keterlaluan dan tidak jelas, yang menjadi korban adalah masyarakat kecil,” ujar Ateng.
Untuk itulah Ateng meminta serikat pekerja Pertamina membatalkan aksi dan berdialog dengan Pertamina.
Di sisi lain, Ateng percaya manajemen Pertamina bisa melakukan antisipasi dampak yang akan muncul.
“Kami masih percaya bahwa manajemen Pertamina bisa mengantisipasi dengan sebaik-baiknya,” seru Ateng.(chi/jpnn)
Keterlaluan. Semestinya, sebagai anak bangsa, serikat pekerja Pertamina bisa menahan diri. Jika sampai melakukan aksi mogok kerja, orang lain akan kesulitan mancari nafkah
Redaktur & Reporter : Yessy
- FRI RUN, Pertamina Ajak Seluruh Perwira Agar Lebih Sehat dengan Olahraga Lari
- Jawab Tantangan Bisnis ke Depan, Pertamina Luncurkan Competency Development Program
- Indonesia Re Gelar Kompetisi Futsal Antar-BUMN, Total Hadiah Puluhan Juta Rupiah
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Pertamina Berikan Kado untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia
- Jakarta Marketing Week 2024: Direktur BRI-MI Terima Penghargaan DEWI BUMN 2024