Setelah 30 Tahun, Tembok China Open pun Runtuh

Setelah 30 Tahun, Tembok China Open pun Runtuh
Sun Yu (kiri) dan Pusarla V Sindhu. Foto: bwfbadminton

jpnn.com - MUNGKIN tak satu pun penonton yang datang ke Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Minggu (20/11), sudah punya prediksi insiden ini akan terjadi. Tembok China Open runtuh, setelah 30 tahun.

Ya, sejak China Open digelar mulai 1986, baru tahun ini tak ada satu pun pemain Negeri Panda yang menjadi juara. Baru kali ini!

Tak usah dibahas bagaimana hebatnya jago-jago tepok bulu China selama ini. Mereka juga produktif dan berhasil memunculkan pemain-pemain baru.

Namun 20 November 2016, saat turnamen sekelas superseries premier digelar di kampung halaman sendiri, aib muncul.

Dari lima nomor final, empat tempat di antaranya diisi tim China. Hanya ganda putra yang gagal lolos ke final.

Dua wakil mereka kandas di semifinal. Chai Biao/Hong Wei (unggulan pertama) keok di tangan ganda Indonesia Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya.

Sementara Liu Cheng/Zhang Nan (pasangan baru) kalah dari Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark).

Di nomor lain; ganda putri, tunggal putri, tungal putra dan ganda campuran, semua ada pemain China.

MUNGKIN tak satu pun penonton yang datang ke Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Minggu (20/11), sudah punya prediksi insiden ini akan terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News