Setelah Kekeringan dan Pandemi COVID-19, Wabah Tikus Kini Menghantam Banyak Petani di New South Wales

'Tidak bisa tapi harus hidup seperti ini'
Bukan hanya menimbulkan masalah keuangan, serangan tikus juga mempengaruhi kesehatan fisik dan mental warga setempat.
"Pertama kali saya harus memungut tikus dari kolam dan membantingnya ke semen untuk membunuhnya, dalam hati berkata, 'astaga saya tidak bisa melakukan ini'," ujar Anne.
Ketika itu, ia harus membunuh 50 tikus per harinya.
"Baunya, sangat tengik. Kalau kita tidak memungut bangkai tikus ini nanti ada belatungnya."
Bisnis kawasan pedalaman terancam
Bukan hanya pertanian, bisnis di kawasan pedalaman juga terdampak wabah tikus ini.
Menurut pengusaha bisnis, ketika peternak menderita, "semua orang menderita".
Pasangan Robert dan Karri Brennan dan anak mereka memiliki sebuah toko roti di daerah Narromine.
Mereka mengatakan musim kering, COVID-19 dan wabah tikus telah menghancurkan bisnis dan keluarga mereka.
Setelah kekeringan dan pandemi COVID-19, banyak petani di New South Wales, Australia menghadapi bencana baru, yakni serangan jutaan ekor tikus di lahan mereka
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS