Setiap Hari Tukang Tambal Ban Tabung Rp 20 Ribu, Sekarang Naik Haji

 Setiap Hari Tukang Tambal Ban Tabung Rp 20 Ribu, Sekarang Naik Haji
Jemaah haji Indonesia. (Foto: Dok Jpnn.com)

Tujuannya, bisa melayani orang setiap saat. Sebab, mencari tukang tambal ban ketika malam sangat sulit.

''Ada tempat tambal ban. Tapi, orangnya tidak mau nambal. Alasannya sudah tutup,'' katanya.

Subandi menikahi istri tercintanya, Intarti, pada 1985. Perempuan 51 tahun itu memperlancar ikhtiar mereka agar bisa pergi ke Tanah Suci.

Menyisihkan sebagian pendapatan untuk mendaftar haji. ''Nabung sejak 2004,'' ucap Intarti. Jumlahnya setiap hari tidak tentu. Kadang Rp 20 ribu, Rp 35 ribu, bahkan kurang. Bergantung pendapatan Subandi.

Pada 2010, mereka mendaftar haji. Uang tabungan dibongkar. Mereka niat pergi haji. Subandi punya pengalaman menarik saat mendaftar haji. Kala itu dia ditanya soal pekerjaan. Terus terang, dia bilang tukang tambal ban.

''Apa Sampean nanti bisa melunasi?'' ucap Subandi menirukan pertanyaan orang KBIH itu. Dengan mantap, Subandi menjawab bisa. Sejak itu dia kerja lebih giat lagi. Pagi hingga malam. (may/c15/roz/jpnn)


Setiap hari tukang tambal menabung hasil kerjanya Rp 20 hari dan mendaftar untuk naik haji sejak 2010.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News