Setiawan Djody Kembali Bermusik setelah Sukses Jalani Ganti Hati
Lebih Baik Mati Sambil Teriak daripada Mati Menua
Minggu, 01 Januari 2012 – 16:00 WIB

Setiawan Djody bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo pada saat Kantata Barock tampil di Gelora Bung Karno, Jakarta, Jum'at (30/12). Foto : Arundono/JPNN
Foto dan video kerusuhan yang belakangan terjadi juga tidak luput ditampilkan. Di akhir penayangan video yang berisi kekejaman manusia itu terdapat rentetan tulisan: "Kenapa ada banyak agama di dunia" Kenapa ada perbedaan di antara kita" Apa Kabar Toleransi?"
Sikap kritis memang kental terasa. Di sela-sela wawancara, sejumlah keprihatinan terhadap kondisi bangsa beberapa kali diselipkannya. Mulai persoalan hukum, politik, sosial, hingga ekonomi.
Tidak hanya mengkritik, sejumlah solusi juga digulirkannya. Misalnya, soal kesejahteraan petani dan nelayan. Dia mengusulkan agar pemerintah mendirikan dua perusahaan holding yang masing-masing membidangi urusan pertanian dan kelautan.
Dua holding itu diharapkan bisa mengambil alih sejumlah usaha milik swasta yang bergerak di bidang tersebut. Tentu dengan cara legal dengan membeli asetnya. Selanjutnya, dari dua perusahaan itulah, keuntungan secara khusus dikembalikan kepada para petani dan nelayan di seluruh Indonesia. "Sekarang kan swasta masih lebih banyak menguasai sejumlah usaha di dua bidang itu. Konsep ini selaras dengan UUD 1945 pasal 33," ujarnya.
Setelah cukup lama vakum dari berbagai aktivitas karena sakit, musikus dan pengusaha Setiawan Djody kembali menggelar konser di Gelora Bung Karno
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu