Setop Campuri Urusan Rumah Tangga PDI Perjuangan

Setop Campuri Urusan Rumah Tangga PDI Perjuangan
Megawati Soekaroputri. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Keputusan Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak mengajak 4 kadernya seperti Pramono Anung, Maruarar Sirait, Eva Kusuma Sundari dan Rieke Diah Pitaloka dalam jajaran kepengurusan DPP PDI Perjuangan 2015-2020, menuai banyak kecaman dari luar internal partai berlambang banteng bermoncong putih.

Mega dinilai mengambil keputusan nan keliru karena 4 sosok tersebut dicap punya peran penting di PDI Perjuangan selama ini. Namun lain dari yang lain, pengamat politik dari Universitas Indonesia, Indra Novi malah geram dengan pandangan publik mencampuri urusan rumah tangga PDI Perjuangan.

"Kalau soal itu (menilai struktur DPP PDI Perjuangan), saya pikir itu bukan konsumsi orang luar PDIP. Yang tahu permasalahan di dalam tubuh partai itu kan Megawati dan orang-orangnya. Saya pikir, lucu saja mengapa ada yang mau memberikan penilaian rumah tangga orang. Kepentingannya apa? Memang partai dia?" tutur Indra.

Indra mengatakan, struktur kepengurusan partai sangat berbeda dengan kabinet menteri yang bisa dikritik, diberi masukan atau bahkan bebas dihujat. 

"Ya kalau pengurus partai sesuai kebutuhan ketua dan partai dong. Ya kalau dia (Mega) pikir ada masalah dengan sosok tertentu, atau ada kader yang dia pikir sudah pantas untuk masuk pengurus pusat, ya suka-suka dia. Kepentingan untuk umum (masyarakatnya) memang apa? PDIP kan partai politik. Kalau ternyata Mega salah, PDIP salah, ya sudah, yang rugi kan PDIP sendiri. Ya kecuali kalau ada kepentingan lain, orang ramai membahas kepengurusan PDIP. Bisa jadi juga titipan dari kader PDIP sendiri," jelas Indra. (adk/jpnn)

JAKARTA - Keputusan Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak mengajak 4 kadernya seperti Pramono Anung, Maruarar Sirait, Eva Kusuma Sundari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News