Shita, Korban Kebakaran Inul Vista Itu Baru Saja Diwisuda

Shita, Korban Kebakaran Inul Vista Itu Baru Saja Diwisuda
HISTERIS: Tangis pilu keluarga dan kerabat Sinta Sajow di ruang jenazah RSUP Prof Kandou Malalayang, Manado. Sinta merupakan satu dari 12 korban yang tewas keracunan asap di Inul Vista, Minggu (25/10) pukul 00.30 Wita.Foto: Reza Mangantar/ Manado Post/JPG

“Kaka ….,” itulah kalimat yang keluar dari mulut Andre Kalalo, adik kandung korban. Dia terus menangis melihat kakaknya terbaring kaku di peti jenazah. Bahkan dirnya harus dipapah oleh keluarga lain.

Susan Kalalo, yang merupakan tante dari korban mengatakan kasihan mereka berdua. “Baru November 2014 lalu mereka menikah. Dan Claudia sementara mengandung calon bayi mereka dua bulan,” kata Susan.

Ibu Wane lumenta, yang merupakan orang tua dari pasangan suami istri tersebut terus menangis tak kuasa menahan kesedihan. “Ado kasiang eh, Tuhan ada berkati ngoni dua di gereja sehidup semati, sekarang ngoni dua sama-sama begini, ado kasiang. (Aduh kasihan. Tuhan berkati kalian berdua di gereja sehidup semati. Sekarang kalian sama-sama begini (meninggal),” ungkap Lumenta, yang terus memeluk peti jenazah anaknya.

Kesedihan juga tampak di keluarga Kaawoan-Montoi, ayah dan ibu dari Silvia Kaawoan (25) dan Brayen Kaawoan, yang kedua anak mereka menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

“Ado kasiang, anakku. Oh Tuhan dua anakku. (Aduh kasihan, anakku. Oh Tuhan dua anakku, red),” kata Webi Kaawon terus memegang dadanya, dan bolak-balik melihat anak perempuannya, selanjutnya melihat anak lelakinya.

Bahkan ibunya tiga kali harus dipapah keluarga karena terjatuh melihat kedua buah hatinya sudah tidak bernyawa di peti jenazah. “Oh kasiang, tolong. Satu kali ambe dua kasiang kita pe anak. (Oh kasihan, tolong. Kedua anakku diambil sekalian,” kata Syane Montoi, ibu korban.

Korban yang lain Cicilia Wonok, warga Desa Tumanik. Cicilia berteman dengan Claudia. Saat di ruang pemulasaran, Lomenta, ibu Claudia ikut mendekati jenazah Cicilia, sambil menangis terbata-bata.

“Tante cuman mo bilang selamat jalan, adu kasiang cici, nanti baku dapat di sorga. kasiang, kamu baku janji kasiang dengen teman-teman. (Tante cuma mau bilang selamat jalan. Nanti bertemu di surge. Kasihan, kamu janjian dengan teman-teman),” ungkap Ibu Lomenta.

JERIT tangis tiada henti di ruang instalasi pemulasaran jenazah RS Kandou Malalayang, Manado, Minggu (25/10). Di ruangan sempit itu korban kebakaran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News