Si Jalak Harupat Pasca-PON, Listrik Diputus, Kolam Renang Berlumut

Si Jalak Harupat Pasca-PON, Listrik Diputus, Kolam Renang Berlumut
Stadion Si Jalak Harupat. Foto: Pojokjabar

Menanggapi isu jika kolam renang di komplek tersebut terbengkalai dan kondisi air berwarna hijau dan berlumut. Ia mengatakan pasca-PON 2016 lalu kondisi semakin parah karena adanya pemadaman listrik sehingga terkesan kumuh.

“Sirkulasi air tidak berfungsi dikarenakan ada pemutusan arus listrik. Saya pun telah menyiapkan beberap upaya diantaranya tenaga ahli dan vacum untuk membersihkan lumut dan dipastikan seminggu kedepan siap kembali untuk digunakan,” ujarnya. 

Ketika disinggung mengenai permasalahan anggaran, Akhmad mengatakan penggunaan listrik di tahun 2017 yaitu sekitar Rp 300 juta.

Sedangkan untuk tahun 2016 untuk listrik dan air Dispora memiliki Rp 800 juta. Hal itu menurun sebesar Rp 500 juta dikarenakan ada penetapan Satuan Organisasi Tata Kerja (SOTK) di awal 2017.

Penurunan anggaran, kata dia, karena dinasnya jadi dua. Pada SOTK 2017 itu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) menjadi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), kemudian ada Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud).

Di mana kedua dinas ini memiliki beban listrik yang besar, yakni Dispora mengelola Stadion Si Jalak Harupat dan Disparbud mengelola Gedong Budaya Sabilulungan.

“Jadi soal nunggak bayar listrik ini bukan karena penyelewengan, tapi karena kekurangan anggaran karena dinasnya jadi dua,” tandasnya. (kim)

Sempat menjadi magnet persepakbolaan di Jawa Barat, Stadion Si Jalak Harupat kini‎ dalam kondisi memprihatinkan. Bahkan listrik ke kompleks olah


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber PojokJabar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News