Si Kutu

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Si Kutu
Lionel Messi. Foto: Twitter@CopaAmerica

Bagi Messi jukukan itu menjadi berkah. Dia memang Si Kutu yang membuat gatal semua pemain lawan. Ia Si Kutu yang sulit dideteksi dan tidak bisa dilihat gerakannya, karena kecepatan dan ketajamannya. Si Kutu selalu menjadi problem bagi setiap lawannya.

La Pulga menundukkan jagat sepak bola internasional. Tinggi tubuhnya 170 sentimeter, kecil untuk ukuran Amerika dan Eropa. Namun, seperti kata populer dalam bahasa iklan, "Size Doesn’t Matter", ukuran tidak jadi soal. Messi mini. tetapi bisa membuktikan bahwa efeknya super-jumbo.

Di usianya yang sudah merambat 33 tahun sihirnya dianggap mulai redup. Messi masygul. Ia tidak ingin mengakhiri kariernya sebagai pemain terkutuk. Ia mendapatkan segala-galanya bersama Barcelona. Namun, dia belum memberikan apa-apa untuk negerinya.

Messi sudah mendapatkan enam kali penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d’Or. Ia bersaing dengan Cristiano Ronaldo yang juga sudah mengoleksi lima Ballon d’Or. Namun, Messi masih punya utang defisit prestasi, karena Ronaldo sudah memberikan trofi Piala Eropa bagi Portugal. Tahun ini Messi membayar impas utang-utangnya.

Messi juga sudah merasakan seluruh trofi bergengsi di level klub, seperti La Liga, Liga Champions, hingga Piala Dunia Antarklub. Sekarang, setelah memberikan trofi Copa America, Messi masih punya utang trofi Piala Dunia.

Pada Piala Dunia 2024 di Qatar mendatang Messi sudah berusia 37 tahun, Ronaldo juga sudah akan mendekati 40 tahun. Cukup berat untuk bisa memenangi Piala Dunia. Namun, Messi sudah cukup bangga dengan persembahan Copa America kali ini.

Penghargaan ini sudah cukup untuk menyegel gelarnya sebagai GOAT atau Greatest Of All Time, pemain terbaik sepanjang masa. Gelar ini selalu diperebutkan antara Messi dengan Ronaldo. Dengan capaiannya sekarang Messi bisa mengungguli Ronaldo.

Messi juga diperbandingkan dengan Pele, legenda Brasil. Perbandingan ini tidak bisa sepenuhnya sejajar karena keduanya beda generasi dan beda tantangan. Orang Argentina pasti menganggap Messi lebih besar.

Kemenangan Argentina disebut sebagai Kudeta di Maracana, pertanyaannya sekarang akankah terjadi Kudeta Wembley?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News