Si Penembak Bertopi Yankees
Jumat, 21 Oktober 2011 – 06:36 WIB
"Unconfirmed, unconfirmed," kata Clinton ketika ditunjukkan foto seorang pria mirip Kadhafi yang berlumuran darah, seperti dikutip Washington Post. "Tapi, kalau berita itu benar, tentu sangat melegakan karena berarti salah satu penghalang bagi kemajuan Libya telah disingkirkan."
Sikap hati-hati Washington itu bisa dimaklumi. Sebab, kabar serupa sebelumnya sudah beberapa kali beredar. Mereka juga belajar dari pengalaman kabar tertangkapnya Saif al-Islam pada Agustus lalu.
Ketika itu, Dewan Transisisi Nasional (NTC), organisasi yang memayungi pemberontak anti-Kadhafi dan kini diakui sebagai pemerintahan interim Libya, juga begitu yakin Saif sudah tertangkap. Tapi, keesokan harinya Saif malah muncul di hadapan wartawan yang terjebak di sebuah hotel di Tripoli.
Sikap Gedung Putih itu berbeda dengan para kolega mereka di Eropa. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyebut tewasnya Kadhafi sebagai sebuah kemajuan besar bagi Libya. Begitu pula dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
MEMANG bukan tentara Amerika Serikat yang menewaskan Muammar Kadhafi di Sirte, Libya, kemarin (20/10), seperti yang mereka lakukan terhadap Osama
BERITA TERKAIT
- Iran Mulai Menyelidiki Kecelakaan Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
- Kematian Presiden Iran Berpotensi Menyolidkan Kubu Konservatif
- Pengadilan Kriminal Internasional: Israel dan Hamas Lakukan Kejahatan Perang
- Ayatollah Khamenei Tunjuk Langsung Presiden Baru Iran Pengganti Almahrum Raisi
- Presiden Iran Ebrahim Raisi Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah