Siap-siap Rebutan Soft Supporter di Pilgub Jabar

Siap-siap Rebutan Soft Supporter di Pilgub Jabar
Pasangan calon peserta Pilkada Jabar mengambil nomor urut. Foto: Achmad Nugraha/Bandung Ekspres

"Dari data yang seperti ini masih sulit untuk dibilang siapa pemenangnya karena keunggulan RINDU masih dalam margin of error 4,8%.Termasuk, dukungan yang tersebar di aneka segmen demografis pun seperti suku, agama, usia, pendidikan, tingkat penghasilan, pemilih partai, masih belum merata pada kandidat tertentu," ujar Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah dalam rilisnya.

Menurutnya, kedua pasangan ini masih sangat mungkin berkejaran saling salip. Hal itu tergantung pada kemampuan dan kecerdasan masing-masing dalam memanfaatkan sisa waktu kurang lebih 6 hari ini untuk merebut lahan tak bertuan (soft supporter) sebesar 39%.

Siapa yang bisa mengambil suara terbanyak dari soft supporter ini, mereka lah pemenangnya. Khususnya, tentu dua pasangan bernomor urut 1 dan 4 ini.

"Sementara, dua pasangan lainnya, Hasanudin-Anton (HASANAH) yang naik menjadi 7,7% dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (ASYIK) yang juga naik sedikit menjadi 8,2%, cukup sulit untuk bisa menyalip RINDU dan DUA DM dalam waktu yang tinggal 7 hari ini. Kecuali, terjadi tsunami politik atau money politic yang massif. Meskipun, keduanya sama-sama punya tren naik," imbuh Toto.

Kenaikan elektabilitas pasangan ASYIK dan HASANAH, meskipun belum signifikan, disumbang oleh kenaikan wakil masing-masing, yaitu Ahmad Syaikhu dan Anton Charliyan dengan kenaikan skitar 2% sampai 3%.

Sementara, pasangan RINDU yang sekarang memimpin tipis disumbang oleh wakilnya, Uu Ruzhanul Ulum yang mengalami kenaikan baik pengenalan (30% menjadi 37%) maupun elektabilitas personalnya dari 16% menjadi 18,4%.

Terjadi sebaliknya pada Dedi Mulyadi yang semula unggul dan penyumbang terbesar elektabilitas Dua DM mengalami penurunan elektabilitas personalnya dari 38% menjadi 33%.

Meskipun tidak dipotret secara khusus lewat survei kualitatif (FGD), alasanan penurunan Dua DM, khususnya Dedi Mulyadi diduga lebih karena mulai massifnya kampanye hitam (negative campaign) terhadap Dedi.

Dua pasangan dinilai dominan dan bersaing ketat di Pilgub Jabar yaitu Rindu dan Dua DM.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News