Sikapi Penghentian Liga 2 dan 3, Pengamat Soroti PSSI, Menohok

Sikapi Penghentian Liga 2 dan 3, Pengamat Soroti PSSI, Menohok
Ilustrasi logo PSSI. Foto: dokumentasi JPNN.com

Mantan pemain Persikota Tangerang ini menuturkan PSSI terlihat sesuka hati mengeluarkan kebijakan yang sangat berbeda jauh dengan tujuan utama dari sepak bola, yakni mengukir prestasi gemilang.

Kebijakan PSSI tersebut dinilai telah memutus kualitas talenta pemain klub di liga 2 dan 3 yang akan diuji dalam kompetisi.

Selain itu, juga memutus rantai kehidupan para pemain, offisial hingga para pedagang asongan.

“Tidak profesional dan cenderung suka-suka. Contohnya, bayangkan saja ketika Liga 2 dihentikan kompetisinya, berapa banyak nasib pemain yang kehilangan mata pencariannya? Padahal di kontrak mereka dengan klub sampai akhir musim. Nah, kalau sudah begini seperti apa kompensasi bagi pemain yang kehilangan pekerjaannya? Apakah PSSI sudah memikirkan itu?” ujarnya.

Rikky Daulay pun memastikan Timnas Indonesia sampai kapanpun tidak akan mengukir prestasi jika sepak bola Indonesia tidak dibenahi dengan baik oleh orang yang profesional.

Pasalnya, Timnas yang baik dan berkualitas berasal dari kompetisi di liga yang baik dan berkualitas. Sementara kompetisi liga berkualitas hanya bisa dikelola oleh federasi sepak bola yang juga berkualitas.

“Jelas tidak akan berprestasi Timnas kalau kompetisinya seperti ini. Karena bagaimanapun, pemain itu akan berkualitas jika ditempa dalam kompetisi yang berkualitas,” akuinya.

Kebijakan PSSI yang sangat amburadul ini sudah dipastikan akan berpengaruh pada kualitas pemain Indonesia nanti.

Pengamat soroti Keputusan PSSI menghentikan Liga 2 dan 3 serta memutuskan untuk melanjutkan Liga 1 musim 2022-2023.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News