Simbiosis Mutualisme Subak dan Alsintan dari Kementan

Simbiosis Mutualisme Subak dan Alsintan dari Kementan
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Subak di Bali kini tidak hanya mengatur dan mengelola sistem pengairan sawah di Bali.

Subak juga sangat berperan dalam mengaplikasikan dan mengelola bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah kepada petani.

Bahkan, di dalam manajemen Subak tak tertutup kemungkinan para anggotanya untuk mengembangkan unit pelayanan jasa alsintan (UPJA).

“Subak yang ada di Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana hampir semuanya menerima bantuan pemerintah alsintan prapanen maupun pascapanen. Alsintan tersebut dikelola melalui Subak. Sebab, Subak ini merupakan organisasi kemasyarakatan yang langsung berhubungan dengan petani,” papar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana W. Sutama, di Jembrana.

Menurut Sutama, alsintan bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) di Jembrana ada juga yang langsung dikelola UPJA. Umumnya, UPJA yang mengelola asintan ini dibentuk dari sejumlah petani.

“Jadi, sebenarnya mau dikelola oleh Subak atau UPJA itu tak ada masalah. Apalagi saat ini sudah banyak UPJA yang didirikan sejumlah petani di sini,” paparnya.

Ia juga mengatakan, alsintan yang dikelola Subak umumnya bisa berjalan dengan baik. Menurut Sutama, manajemen Subak yang dikembangkan di Bali sudah banyak yang mapan.

“Tak hanya manajemennya saja yang sudah mapan. Di dalam organisasi masyarakat yang khusus mengatur dan mengelola sistem pengairan sawah dalam bercocok tanam di Bali tersebut sudah dilengkapi dengan koperasi tani,” tutur Sutama.

Subak di Bali kini tidak hanya mengatur dan mengelola sistem pengairan sawah di Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News