Sinyal Ical Dipilih Aklamasi

Sinyal Ical Dipilih Aklamasi
Aburizal Bakrie. Foto: dok.JPNN

Pria kelahiran Surabaya, 52 tahun lalu itu menyatakan, kebersamaan dirinya dengan kandidat ketum lain bukan terkait dengan upaya politik di luar mekanisme aturan partai.

"Saya berjalan bersama terkait pentingnya regenerasi di kepemimpinan Partai Golkar, bukan yang lain," kata Airlangga.

Dengan dasar itulah, Airlangga memutuskan mengikuti Munas, meski pelaksanaan forum tertinggi Partai Golkar itu memiliki banyak catatan. Airlangga ingin memastikan apakah Munas di Bali memenuhi kuorum atau tidak. Selain itu, ada persoalan yang tidak biasa, karena pelaksanaan jangka waktu Munas dengan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jogjakarta yang sangat pendek.

"Kalau saya mengambil contoh ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), itu membutuhkan jangka waktu 45 hari untuk disiapkan. Namun untuk organisasi sebesar Golkar, waktunya hanya tujuh hari," ujar mantan Ketua Komisi VI itu.

Dalam upaya pencalonannya saat ini, Airlangga mengaku mendapat berbagai hambatan. Hambatan pertama terkait dengan tim suksesnya, yang tidak bisa mendapat akses untuk masuk dalam Munas. "Ketua timses saya Edwin Kawilarang, sampai saat ini tidak bisa masuk," ujarnya.

Airlangga menggambarkan, upaya pencalonannya ini mendapat hambatan, tidak hanya dari kandidat lain, tapi juga dari panitia. Ini karena, untuk pertama kalinya panitia Munas tidak terlebih dahulu membahas pleno terkait tata tertib Munas. Tata tertib itu sampai saat ini belum dia terima, padahal dia mendapat laporan ada peserta Munas yang sudah mendapatkan itu.

"Ibaratnya, kalau (Munas) permainan sepakbola, penyelenggara, hakim garis, wasit, dari kesebelasan lawan," sindirnya.

Menurut Airlangga, ada isu jika nantinya penentuan sah dan tidaknya pencalonan didasarkan pada surat dukungan para pemilik suara. Airlangga menegaskan jika mekanisme semacam itu sama sekali tidak diatur dalam AD ART. Meski begitu, Airlangga memastikan jika dirinya belum memiliki niat untuk mengundurkan diri.

NUSA DUA - Agenda penting pemilihan Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional ke-IX, memunculkan sejumlah kejanggalan. Disinyalir, agenda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News