Sinyal Ical Dipilih Aklamasi

Sinyal Ical Dipilih Aklamasi
Aburizal Bakrie. Foto: dok.JPNN

"Saya memutuskan mundur. Setelah melihat berbagai perkembangan yang muncul, saya ingin mengedepankan persatuan dan kesatuan partai," kata Hidayat di sela-sela Munas.

Hidayat menyatakan, dirinya menginginkan ada pelaksanaan Munas yang baik dan prosedural. Dirinya tidak ingin ada perpecahan, karena Golkar sudah empat kali terjadi perpecahan. Keputusan mundur dirinya itu juga dibarengi dukungannya kepada Ical selaku kandidat Ketum.

"Saya sudah bertemu teman-teman pendukung, dan mereka setuju keinginan untuk mundur, dan menggabungkan suara dari pak Aburizal. Dengan catatan kritik internal konstruktif bagi kepemimpinan yg akan datang," ujarnya.

Secara pribadi, Hidayat menyayangkan terbentuknya Presidium Penyelamat Partai. Dia menyebut, awal mula dirinya maju sebagai Ketum, sudah ada kesepakatan dirinya dengan Agung untuk bersaing secara sehat.

"Tapi dinamika politik ternyata berkata lain. (Presidium) itu tidak ada dalam aturan konstitusi kita," ujarnya.

 Hidayat menambahkan, dukungannya kepada Aburizal juga dibarengi dengan berbagai komitmen. Diantaranya upaya perbaikan organisasi demi kebesaran Partai Golkar. Menurut Hidayat, Aburizal juga menyampaikan janji penting kepada dirinya.

"Dia (Aburizal) tidak maju lagi sebagai capres, dia akan mencari tokoh muda untuk diajukan sebagai capres. Melakukan rekrutmen total," ujarnya.

Pengamanan ketat dipersiapkan oleh panitia Munas, dengan menghadirkan ratusan anggota Baladika, sebuah ormas terbesar di Bali. Sejak pintu masuk di Hotel Westin, para anggota Baladika yang mengenakan baju serba hitam itu terlihat bergerombol. Terdapat pula sejumlah aparat kepolisian, meski jumlahnya jauh lebih sedikit dari pasukan Baladika.

NUSA DUA - Agenda penting pemilihan Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional ke-IX, memunculkan sejumlah kejanggalan. Disinyalir, agenda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News