Sinyal Ketika Djanur tak Lagi Dipercaya 100 Persen di PSMS

Sinyal Ketika Djanur tak Lagi Dipercaya 100 Persen di PSMS
Djadjang Nurdjaman didampingi kiper Dhika Bayangkara memberikan keterangan usai pertandingan di Stadion Teladan beberapa waktu lalu. Foto: nin/pojoksatu

“Sebenarnya ini bukan merugikan Djanur, dia lebih ringan tidak berpikir capek membenahi PSMS. Yang kita bantu ini, yang mana pemain yang saya kirim ini, yang bisa dipakainya. Intinya membantu pelatih,” jelasnya.

Dia menyebutkan, tidak boleh membiarkan kondisi PSMS dengan kondisi saat ini. “Kalau kalah macam saya sekarang ini dibilang orang bodoh, tolol, kita harus cepat membenahi ini,” ungkapnya.

“Ya kita sama-sama diskusikan, enggak bisa dia (Djanur) putuskan sendiri. Harus ada kordinasi, kalau dulu 100 persen kita serahkan ke dia (soal pemain). Nanti kita akan kita libatkan para legenda, ada Parlin, Tumsila. Tidak lagi kita kasih kepercayaan sepenuhnya ke Djajang,” tegasnya.

“Karena apa? bukan kita bilang dia gagal. Tapi, kurang berhasil. Mungkin cari pemain dia salah. Atau kurang diskusi. Makanya kita batu, kita kasih Suharto. Tidak ada tujuan negatif, hanya kebaikan PSMS,” ungkapnya.

Saat ini dikatakannya Djanur masih diberikan kesempatan melatih. Hanya saja, kata Dody pemain pilihan Djanur kurang berkualitas termasuk para asistennya. “Saya ini enggak ngerti bola, tapi ditugaskan untuk berhasil,” lanjutnya.

Dody juga mengurai beberapa nama pemain yang akan dipanggil untuk dicoba di PSMS. “Ada yang kiper timnas, ada juga yang dari Persib Bandung, Ghozali Siregar, ada empat dari Sriwiijaya. Yang paling pemain asing ada 18,” jelasnya.

Sementara itu, Dewan Pembina PSMS, Kodrat Shah mengakui kalau dirinya sudah minta pergantian juga soal pemain. “Pemain asing terutama harus diganti,” ujarnya. (nin)


Pemecatan dua asisten pelatih PSMS Medan tanpa sepengetahuan sang pelatih Djadjang Nurdjaman menjadi sinyal intervensi manajemen pengurus.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News