Sisi Kelam Perang Melawan Narkoba di Filipina, Mayat Diperlakukan Seperti Sampah

Sisi Kelam Perang Melawan Narkoba di Filipina, Mayat Diperlakukan Seperti Sampah
Ilustrasi POlice line. Foto: AFP

Dia tidak percaya dengan polisi karena banyak di antara mereka yang menjadi pemakai maupun pengedar barang haram tersebut meski bertugas membasmi penjahat.

Fakta pembuangan mayat itu mengingatkan pada pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat kampanye dulu. Saat itu dia mengancam membunuh semua pengedar dan pengguna narkoba, lantas membuang mayatnya ke Manila Bay agar ikan-ikan di sana gemuk karena makan jasad para penjahat tersebut. Ancaman tersebut kini terealisasi.

Diornardo Carlos, juru bicara kepolisian Filipina, tidak tahu tentang para nelayan yang membuang mayat penjahat narkoba di Manila Bay tersebut. Dia berjanji menyelidiki kasus tersebut jika memang benar-benar nyata.

Menurut Amnesty International, sejak perang melawan narkoba digulirkan, ada sekitar 7 ribu nyawa yang melayang. Namun, kepolisian Filipina mengklaim hanya membunuh 3.200 orang.

Petugas HAM di Amnesty International Wilnor Papa mengungkapkan, sebelum Februari, jumlah korban kampanye narkoba sangat tinggi. Tetapi, pada April–Mei, jumlahnya menurun karena Filipina menjadi sorotan.

’’Ini bukan hanya soal angka. Bagi kami, satu kematian sudah terlalu banyak,’’ tegas Papa. (AlJazeera/sha/c14/any)


Mungkin karena ada embel-embel perang, aparat Filipina jadi merasa bisa mengesampingkan aspek kemanusiaan dalam memperlakukan penjahat narkoba.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News