Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama

ABC tidak bisa menghubungi pria tersebut, tapi pemilik perusahaan penyalur tenaga kerja membantah tuduhan Elin dan mengatakan perusahaannya telah diaudit secara teratur.
Pihak perusahaan mengatakan pekerja tercepat yang disalurkan bisa menanam 1.000 bibit stroberi per jam. Menurut mereka bayaran kecil yang diterima Elin menunjukkan bahwa Elin "hanya menanam 60 bibit stroberi per jam".
Pemilik perusahaan penyalur tenaga kerja menambahkan perusahaannya tidak menyediakan akomodasi, serta tidak pernah menjalin "hubungan pribadi dengan pekerja".
Elin bersikukuh dengan ceritanya dan telah membuat dua laporan anonim ke Fair Work Ombudsman (FWO), lembaga yang mengawasi kondisi di tempat kerja.
"Saya berharap lembaga ini bisa menghentikan perbuatan mereka yang mengeksploitasi orang seperti ini," katanya.
Namun FWO menyatakan pihaknya tidak bisa memberikan komentar kasus individual.

Setelah bekerja selama dua bulan di sebuah usaha pertanian di Queensland, Elin cuma bisa mendapatkan penghasilan sebesar $70, atau sekitar Rp700 ribu
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan