Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama
Rabu, 16 September 2020 – 15:07 WIB

Elin worked on an Australian farm. (ABC News: Paul Yeomans)
Saat itu, ia menemukan kinerja FWO sangat rendah.
"Mereka berusaha meningkatkan kinerja beberapa kali. Saya melihatnya belum memadai bila mengingat skala permasalahannya," katanya.
Ia memperkirakan ratusan ribu pekerja yang dibayar rendah selama ini.
"Begitu memalukan di sebuah negara kaya seperti Australia hal ini masih terjadi," ujarnya.
SURAT elektronik (email) internal FWO terkait dengan permintaan data dari ABC menunjukkan keengganan lembaga ini memenuhi pemintaan tersebut.
Setelah bekerja selama dua bulan di sebuah usaha pertanian di Queensland, Elin cuma bisa mendapatkan penghasilan sebesar $70, atau sekitar Rp700 ribu
BERITA TERKAIT
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025