Sistem Proporsional Tertutup Paling Tepat untuk Pemilu Serentak

Dengan begitu, kata dia, yang perlu didorong adalah proses pencalonan dari internal masing-masing partai politik secara transparan, akuntabel, dan partisipatif meskipun secara tertutup.
"Ketika memilih tidak ada gambar, tidak apa-apa, ada proses pendahulu yang bisa menjamin," ucapnya.
Mada menyebut sistem tertutup secara teknis lebih meringankan panitia pelaksana pemilu, karena proses rekapitulasi atau penghitungan suara lebih mudah.
Hal itu patut menjadi pertimbangan, mengingat pada pemilu sebelumnya ditemukan sejumlah penyelenggara yang sampai meninggal dunia karena kelelahan.
Guna memastikan bahwa prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif terpenuhi, ada berbagai mekanisme yang bisa diterapkan.
Misalnya, melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) yang mewajibkan setiap partai membuat berita acara terkait proses pencalonan.
Pemilih juga bisa berperan, misalnya dengan membuat forum di luar partai politik.
"Mekanismenya bisa macam-macam, paling tidak secara legal formal prinsip-prinsip tadi sudah terlihat," ujar Mada.
Pengamat politik dari UGM Mada Sukmajati menilai sistem proporsional tertutup paling tepat dipakai dalam Pemilu serentak. Begini kelebihannya.
- Inas Zubir Menilai Ada Motif Ekonomi Terkait Isu Ijazah Palsu Jokowi, Begini Analisisnya
- Heboh Isu Ijazah Palsu, Jokowi Bukan Satu-satunya Sasaran Tembak
- Isu Ijazah Palsu Jokowi Ramai Lagi, UGM Berkomunikasi dengan Polri
- Internal PDIP Solid Menyambut Kongres, tetapi Butuh Biaya
- Jokowi: Ini Sudah Jadi Fitnah di Mana-Mana
- Soal Ijazah Jokowi Diduga Palsu, UGM Siap Buka-Bukaan