SMK Kekurangan Guru Produktif dan Bengkel, Mendikbud Dianggap Tidak Peka

SMK Kekurangan Guru Produktif dan Bengkel, Mendikbud Dianggap Tidak Peka
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menilai Mendikbud Nadiem Makarim kurang peka dengan masalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

Menurutnya, Nadiem belum menyelesaikan masalah pokok, malah meluncurkan program Merdeka Belajar episode kedelapan: SMK pusat unggulan.

"Persoalan pokok SMK itu adalah kekurangan guru mata pelajaran produktif," kata Satriwan di Jakarta, Rabu (17/3).

Selama ini yang mengajar mata pelajaran core program SMK banyak diisi guru mata pelajaran normatif (seperti PPKn, Agama, Bahasa) dan mata pelajaran adaptif (Bahasa Inggris).

Seharusnya kata Satriwan, kekurangan guru mata pelajaran produktif ini yang dipenuhi dulu mengingat core program SMK sesungguhnya terletak pada mata pelajaran produktif.

Persoalan berikutnya adalah SMK sangat kekurangan bengkel dan ruang praktik. Praktik pembelajaran SMK diberikan secara naratif.

"Itu yang kami sebut dengan anekdot SMK sastra atau SMK bahasa," katanya.

Guru salah satu SMA swasta di Jakarta ini menambahkan, seharusnya ruang praktik dan bengkel dicukupi, dilengkapi, dan dimodernisasi sehingga betul-betul mampu memfasilitasi siswa-guru dalam meningkatkan keterampilan siswa (terampil).

Kornas P2G menilai Mendikbud Nadiem Makarim tidak peka terhadap persoalan pokok di SMK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News