SMMPTN-Barat 2020 Targetkan Rekrut 50 Ribu Mahasiswa Baru

SMMPTN-Barat 2020 Targetkan Rekrut 50 Ribu Mahasiswa Baru
Plt Dirjen Dikti Kemendikbud Prof Nizam (tengah depan). Foto: Humas Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN)-Barat Tahun 2020 resmi diluncurkan. Menurut Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Prof Nizam, SMMPTN merupakan salah satu mekanisme masuk PTN selain lewat SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) dan SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri).

"SMMPTN-Barat merupakan program seleksi mandiri yang melibatkan 18 PTN yang tergabung dalam Badan Kerja Sama (BKS) PTN Wilayah Barat Indonesia. SMMPTN akan dilaksanakan setelah SNMPTN dan SBMPTN berjalan," kata Nizam di Jakarta, Jumat (24/1).

Nizam menyampaikan, program SMMPTN-Barat 2020 memiliki kuota sebanyak 30 persen dari total mahasiswa yang diterima melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru. Jumlah tersebut juga bisa bertambah apabila terdapat kekurangan dari jumlah mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN.

“Kami targetkan bisa menjaring 50.000 siswa. Ini meningkat dari tahun sebelumnya yang kami targetkan sebanyak 30.000 siswa,” ujar Nizam.

Prof Nizam berharap program ini membuka kesempatan bagi calon mahasiswa yang belum berhasil masuk PTN melalui jalur seleksi SNMPTN dan SBMPTN.

Pada dasarnya, SMMPTN-Barat merupakan jalur seleksi mandiri oleh masing-masing PTN yang teknis pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama. Nantinya, seleksi akan didasarkan pada hasil ujian tulis dalam bentuk cetak (UTBC) atau kombinasi hasil ujian tulis dan ujian keterampilan calon mahasiswa yang dilakukan bersama di bawah koordinasi panitia SMMPTN-Barat 2020.

Samsul Rizal selaku Ketua Panitia SMM PTN-Barat 2020 menjelaskan tahanpan pelaksanaan SMMPTN-Barat akan dimulai dari peluncuran dan sosialisasi pada Januari. Sedangkan pembelian nomor pin ujian akan dilakukan pada 2-10 Juni 2020.

“Tahun kemarin kami agak terlambat untuk memulai di bulan Maret, jadi kurang tersampaikan ke masyarakat, melalui evaluasi tersebut, sekarang kita mulai lebih awal," ujar Samsul.

Dirjen Dikti Kemendikbud Prof Nizam menjelaskan, SMMPTN dilakukan setelah SNMPTN dan SBMPTN.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News